Jakarta (Intara) – Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI) menyebutkan anak-anak di bawah 14 tahun dan orang dengan immunocompromised termasuk kelompok yang paling rentan terkena human metapneumovirus (HMPV).
Profesor Dr. “Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (CDC), banyak kelompok yang berisiko tertular dan penyakit parah akibat infeksi HMPV,” kata Erlina, anggota departemen pengendalian penyakit menular PB-ID. Burhan, SPP (K) dalam wawancara online di Jakarta, Rabu.
Kelompok lain yang mungkin terpapar HMPV adalah lansia di atas 65 tahun dan penderita penyakit kronis seperti asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), dan diabetes.
HMPV dapat menginfeksi pasien HIV atau penerima kemoterapi dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Efek samping yang umum terjadi antara lain demam, pilek, batuk kering bukannya berdahak, nyeri otot, sakit kepala, kehilangan nafsu makan, dan sesak napas.
Jika kelompok ini terinfeksi HMPV, maka mereka berisiko. Misalnya saja risiko penyakit bronkitis atau asma pada anak.
Meski HMPV merupakan penyakit yang sudah teridentifikasi sejak tahun 2001, Erlina yang menjabat Ketua Satgas COVID-19 PB-IDI mengatakan, masyarakat tidak perlu panik namun harus mengambil peran dalam mencegah penyakit tersebut.
“HMPV merupakan virus yang sudah ada sejak lama, sehingga mungkin sebagian orang tidak kebal terhadap HMPV,” ujarnya.
Erlina menyarankan agar masyarakat mengikuti praktik kebersihan yang baik (PHBS) untuk mencegah HMPV, seperti mencuci tangan dengan sabun atau air, menutup mulut dan hidung, dan menghindari menyentuh wajah. Hidung dan mata bisa menjadi tempat masuknya virus.
Penghuni disarankan untuk membersihkan barang, permukaan, dan peralatan yang sering digunakan. Terutama yang akan digunakan atau digunakan secara umum.
Menurut Erlina, yang terpenting adalah menghindari kontak dekat dengan para korban. Pastikan jarak kedua sisi tidak terlalu dekat agar virus dapat masuk ke dalam tubuh dan menjaga kesehatan.
“Virusnya tidak bisa kita lihat, virusnya beredar di sekitar kita, yang bisa kita lakukan hanyalah tetap beraktivitas dan mengubah lingkungan dengan makan teratur dan istirahat yang cukup, dan PHBS adalah salah satu cara agar kita tetap bisa bertahan,” ujarnya.
Leave a Reply