Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Warga Turki rayakan Tahun Baru dengan anggaran lebih kecil

ANKARA (ANTARA) – “Anggaran kami menyusut,” keluh seorang pelajar bernama Ege Yucel. Seiring berjalannya waktu menuju tahun 2025, konsumen Turki seperti Yucel masih merasakan tekanan inflasi karena mereka berbelanja dengan anggaran terbatas di tahun baru.

“Selama lima tahun terakhir, anggaran Tahun Baru kami semakin kecil dan harga-harga terus meningkat,” kata Yucel kepada Xinhua di Jalan Tunali Hilmi di Ankara, yang populer di kalangan pembeli.

Di Ankara, kota terpadat kedua di Turki, pasar-pasar, yang biasanya dipenuhi pembeli yang membeli barang-barang perayaan, terasa lebih sepi pada musim ini.

Banyak pengecer menawarkan diskon sepanjang bulan Desember untuk mendorong pembeli membuka dompet mereka. Belanja online juga merupakan cara untuk mendapatkan penawaran.

“Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, kesulitan meningkat karena masalah keuangan,” kata Ahmet Enes Keskin, seorang guru muda yang mengajar bahasa Inggris, saat berbelanja bersama rekan-rekannya.

Seorang pria berbelanja di pasar lokal pada 8 November 2024 di Ankara, Turki. ANTARA/Xinhua/Mustafa Kaya

Namun, menurut Keskin, ia tetap berusaha membelikan oleh-oleh kecil untuk anggota keluarganya. “Saya masih sangat menyukai semangat Tahun Baru karena saya bisa bersama orang-orang yang saya cintai.”

Beberapa orang memilih hadiah simbolis atau buatan tangan daripada barang yang dibeli di toko. Banyak keluarga yang memilih makanan rumahan dibandingkan makan di luar. Makanan populer seperti kalkun panggang, simbol keberuntungan di Tahun Baru, juga semakin terjangkau.

Pensiunan Mehmet Polat, salah satu kelompok masyarakat yang paling terkena dampak kenaikan biaya hidup, mengatakan dia pulang ke rumah dengan tangan kosong setelah berbelanja.

Saya tidak bisa membeli apa pun untuk kerabat dan anggota keluarga saya.. Saya ingin membelikan mereka hadiah.. Saya tidak bisa karena situasi keuangan saya, kata Vapao.

Sebagai hasil dari program anti-inflasi yang diluncurkan 18 bulan lalu, tingkat inflasi tahunan Turki turun menjadi 47,1 persen pada bulan November dari 48,6 persen pada bulan Oktober dan menjauh dari puncaknya sebesar 75,4 persen pada bulan Mei, data resmi menunjukkan awal bulan ini. Namun, jumlah ini masih tergolong tinggi sehingga memaksa keluarga di seluruh Turki untuk memprioritaskan kebutuhan dasar dibandingkan biaya liburan.

Orang-orang membeli pakaian di sebuah toko di Ankara, Turki pada 8 November 2024. ANTARA/Xinhual/Mustafa Kaya Beberapa orang memilih hadiah simbolis atau buatan tangan daripada barang yang dibeli di toko. Banyak keluarga yang memilih makanan rumahan dibandingkan makan di luar. Makanan populer seperti kalkun panggang, simbol keberuntungan di Tahun Baru, juga semakin terjangkau.

Tantangan ekonomi bukan hanya soal pangan. Meningkatnya tagihan listrik, biaya transportasi dan sewa rumah mengurangi pendapatan yang dapat dibelanjakan.

“Konsumen tahu bahwa inflasi sedang turun, namun masih kecewa dengan tingginya harga,” kata Senol Babuscu, profesor ekonomi di Universitas Ankara Baskent, kepada Xinhua.

“Secara umum, masyarakat tidak punya uang untuk dibelanjakan karena tidak mampu membayar sewa dan kebutuhan pokok dengan gaji yang stagnan,” kata Babuscu.

Menyadari kesulitan ekonomi penduduknya, banyak kota telah mengambil inisiatif untuk menyelenggarakan acara publik gratis seperti kembang api, konser, dan pesta jalanan.

Harapan harus tetap hidup. Kita harus terus berharap untuk masa depan yang lebih cerah, kata Yucel.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *