JAKARTA (ANTARA) – Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) merupakan kelainan saraf yang umum menyerang anak-anak.
Menurut The Times of India pada hari Selasa, gejala ADHD yang paling umum adalah agresi, hiperaktif, autisme, pengulangan kata dan tindakan, kurang konsentrasi, kesulitan berkonsentrasi, pelupa, rentang perhatian yang pendek, kemarahan, kecemasan dan depresi.
Dalam wawancara dengan HT Lifestyle pada hari Selasa, Praveen Gupta, MD dan Kepala Departemen Neurologi di Rumah Sakit Forts, mengatakan bahwa ADHD adalah penyebab utama buruknya hasil tes dan prestasi sekolah anak.
Sayangnya, dia salah identifikasi, katanya.
Umumnya, kondisi ini dialami pasien yang sulit berkonsentrasi dan tidak bisa duduk diam, kata Pravin Gupta.
Mereka tidak dapat berkonsentrasi, tidak dapat berpindah dari satu tugas ke tugas lainnya, dan berpindah dari satu tempat ke tempat lain, sehingga mempengaruhi studinya.
Karena kurangnya perhatian dan hiperaktif, ia tidak dapat memahami atau mencatat berbagai masukan yang diberikan dalam pikirannya.
“Jadi mereka tidak bisa mengingatnya dan tidak bisa mempelajarinya. “Anak-anak ini mempunyai dampak yang signifikan terhadap perkembangan akademis dan akademisnya karena kesulitan akademiknya,” ujarnya.
Rencana pengobatan ADHD fokus pada pengobatan yang mengurangi hiperaktif dan meningkatkan fokus dan perhatian, katanya. Obat ini merupakan stimulan otak yang membantu otak untuk fokus dan bekerja lebih baik.
Terapi perilaku dan terapi kognitif. Terapi perilaku kognitif dapat membantu anak-anak ini memahami dan melatih otaknya untuk meningkatkan fokus dan perhatiannya, kata Gupta.
Anak-anak ini membutuhkan banyak dukungan dari orang tua dan sekolah. Penting bagi orang tua untuk mengetahui gejala ADHD dan edukasinya agar dapat mengikuti terapi perilaku dan memberikan perhatian khusus terhadap anaknya.
Leave a Reply