Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Media: Biden pernah bahas kemungkinan menyerang situs nuklir Iran

MOSKOW (ANTARA) – Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan menyampaikan kepada Presiden Joe Biden rencana untuk menyerang fasilitas nuklir Iran jika Teheran mempercepat program nuklirnya sebelum masa jabatan Biden berakhir pada 20 Januari.

Informasi tersebut dilansir portal berita Axios pada Kamis (2/1) dengan merujuk pada tiga sumber yang mengetahui informasi tersebut.

Pertemuan yang sebelumnya dirahasiakan, yang berlangsung beberapa minggu lalu dan dipimpin oleh Sullivan, dipandang sebagai bagian dari “perencanaan skenario yang matang” namun tidak bertujuan untuk memutuskan apakah akan melancarkan serangan, kata pejabat AS.

Dia menambahkan bahwa tidak ada peristiwa baru yang akan mendorong pertemuan serupa terjadi lagi.

Biden dan timnya membahas beberapa opsi dan skenario tanggapan AS jika Iran mempercepat program nuklirnya, seperti memperkaya uranium hingga kemurnian 90 persen, kata pejabat itu.

Tidak ada keputusan khusus yang diambil atau direncanakan pada pertemuan tersebut, tambahnya. Saat ini tidak ada diskusi di Gedung Putih mengenai kemungkinan tindakan militer terhadap Iran.

Sumber tersebut juga percaya bahwa Sullivan dan pendukung Biden lainnya percaya bahwa melemahnya pertahanan udara Iran, serta sekutu Teheran di kawasan, akan meningkatkan peluang keberhasilan serangan dan mengurangi risiko pembalasan.

Kepala IAEA, Rafael Grossi, mengunjungi Iran pada bulan November, bertemu dengan otoritas setempat dan memeriksa sejumlah fasilitas nuklir di kota Ford dan Natanz.

Tujuan kunjungan tersebut adalah untuk menilai kemajuan implementasi Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).

Presiden Iran Masoud Pezeshkian meyakinkan Grossi bahwa Teheran tidak akan mengembangkan senjata nuklir.

Pada awal tahun 2015, Inggris, Jerman, Tiongkok, Rusia, Amerika Serikat, dan Prancis menandatangani perjanjian untuk meringankan sanksi dengan imbalan pembatasan program nuklir Iran.

Namun, AS menarik diri dari JCPOA pada tahun 2018 dan menerapkan kembali sanksi terhadap Teheran, kemudian mengumumkan pengurangan bertahap dalam kegiatan penelitian nuklir dan pengayaan uranium Teheran.

Sumber: Sputnik-OANA

.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *