Jakarta (ANTARA) – Pakar medis dari Departemen Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Pusat Nasional, dr Cipto Mangunkusumo menjelaskan Human metapneumovirus (HMPV) bukanlah virus yang baru ditemukan dan berbeda dengan COVID-19.
“HMPV sudah dikenal sejak tahun 2001 dan dikenali dengan baik oleh sistem kekebalan tubuh manusia. Virus ini bukan jenis baru COVID-19,” kata dr Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, Dokter Spesialis Departemen Alergi dan Imunologi Klinis. .Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.
Sukamto mengatakan, potensi virus HMPV menjadi epidemi seperti COVID-19 kecil karena virus tersebut tidak bermutasi secepat SARS-CoV-2 dan biasanya menimbulkan gejala ringan.
Lambatnya penyebaran COVID-19 diketahui dari sistem kekebalan tubuh manusia, kata Sukamto.
Human metapneumovirus (HMPV) adalah virus yang menyebabkan gejala pernafasan seperti flu, batuk, demam, sakit tenggorokan dan nyeri badan.
Lebih lanjut Sukamto menjelaskan, virus tersebut bisa menular bahkan sebelum gejala muncul, dengan masa inkubasi tiga hingga enam hari.
Seseorang dapat menularkan virus dalam waktu satu atau dua minggu setelah gejala pertama muncul.
Menangkap
Sukamto menjelaskan hingga saat ini belum ada vaksin khusus untuk mencegah virus HMPV. Namun masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan menjaga diri dari virus tersebut dengan meningkatkan daya tahan tubuh melalui pola hidup sehat, pola makan seimbang, dan menerapkan standar kesehatan.
“Pakailah masker bila sakit atau berada di tempat keramaian, cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, tutup mulut dan hidung bila batuk dan bersin, serta tetap bersosialisasi dengan orang yang sakit.”
Sukamto merekomendasikan kelompok risiko yang rentan terhadap HMPV, seperti lansia, anak-anak, ibu hamil, dan penderita penyakit kronis, mendapatkan vaksinasi yang sesuai berdasarkan kelompoknya.
“Anak dapat mengikuti jadwal vaksinasi secara lengkap, orang tua fokus pada vaksin influenza dan pneumonia, ibu hamil mendapatkan vaksin terbaik sesuai usia kehamilannya, dan yang penyakit kronisnya paling rendah mendapat vaksin sesuai kondisi dan anjuran dokter,” ujarnya.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Senin (6/1), mengatakan HMPV sudah lama ada di Indonesia dan bukan merupakan penyakit mematikan.
Leave a Reply