Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

BEI sosialisasikan Single Stock Futures tingkatkan pemahaman investor

Jakarta (ANTARA) – Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik mengatakan BEI terus memasukkan produk Single Stock Futures (SSF) untuk meningkatkan pemahaman investor terhadap pasar modal Indonesia.

Ia mengatakan, pengembangan SSF merupakan salah satu upaya BEI memantau perkembangan pasar saham dan tren investasi di tingkat internasional.

“Produk ini diharapkan dapat meningkatkan likuiditas pasar dan memberikan lebih banyak peluang investasi sehingga investor dapat menerapkan strategi investasi yang lebih kompleks,” kata Jeffrey di Jakarta, Kamis.

Jeffrey menjelaskan peluncuran SSF dilakukan untuk memperluas alternatif produk investasi yang lebih murah dan mudah diakses, terutama bagi investor ritel yang ingin terpapar saham perusahaan besar dengan kapitalisasi kecil.

Sebagai produk derivatif, dia menjelaskan SSF menawarkan berbagai keuntungan yang bisa dinikmati investor, seperti modal transaksi yang lebih rendah dibandingkan saham. Artinya, dengan dana mulai 4 persen dari nilai transaksi saham, investor bisa melakukan transaksi SSF senilai 1 saham.

Selain itu, lanjutnya, SSF juga memungkinkan investor memperoleh keuntungan ketika harga saham naik dan turun.

“Cara perdagangan SSF agak mirip dengan saham yang sudah dikenal investor, dan obligasi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) memungkinkan investor melakukan transaksi SSF dengan mudah dan aman,” kata Jeffrey.

Untuk memastikan edukasi dan pemahaman investor terhadap produk SSF, BEI berpartisipasi aktif dalam menginformasikan dan menjangkau berbagai kalangan, baik secara online maupun offline.

Ke depannya, BEI akan terus melakukan kegiatan edukasi untuk meningkatkan awareness dan pengetahuan terhadap produk SSF di kalangan investor.

“Tahun ini kami menyelenggarakan sekolah pasar modal online (SPM) di berbagai kantor perwakilan dan roadshow integrasi produk bersama Anggota Bursa (AB) di berbagai kota seperti Bandung, Bali, Pontianak, Surabaya, dan Palembang,” ujarnya kepada Jeffrey.

Ia berharap melalui edukasi dan kesadaran, investor pasar modal mulai menggunakan SSF untuk meningkatkan return portofolio dan meningkatkan likuiditas di pasar modal Indonesia.

Selain itu, asosiasi juga mengajak Anggota Bursa (AB) yang belum membentuk AB untuk ikut menggairahkan perdagangan produk-produk yang dihasilkan dari bursa.

Namun demikian, ia mengakui adanya berbagai tantangan dalam pengembangan produk baru, terutama yang berasal dari luar negeri, termasuk peluncuran pasar dan partisipasi sebagai investor pasar modal untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk mulai menggunakan SSF.

“Untungnya SSF mirip dengan saham dari segi proses jual belinya, sehingga diharapkan adopsi produk ini akan lebih cepat di kalangan investor yang sudah terbiasa berinvestasi di saham,” kata Jeffrey.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *