JAKARTA (ANTARA) – Pada Sabtu pagi, udara Jakarta masuk kategori terburuk, menduduki peringkat keempat kota dengan udara terburuk di dunia.
Berdasarkan data situs pemantauan kualitas udara IQAir pada pukul 06.50 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta pada Sabtu sebesar 181 atau masuk kategori pencemaran udara PM2.5 tidak sehat dengan nilai 98,2 mikrogram per meter kubik. .
Paparan ini setara dengan 19,6 kali standar kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
PM 2.5 adalah partikel di udara yang lebih kecil dari 2,5 mikron (mikrometer). Tidak Sehat, yang dimaksud dengan kualitas udara yang tidak sehat bagi kelompok yang kelembabannya karena dapat membahayakan manusia atau kelompok hewan yang sensitif atau dapat membahayakan tanaman atau kualitas estetika pada kisaran PM2.5 di atas 100. Baca juga: Jumat pagi, kondisi udara di Jakarta membaik dan masuk kategori sedang. Kategori sedang adalah jenis udara yang tidak mempengaruhi kesehatan manusia atau hewan, namun berdampak sedang terhadap tumbuhan dan nilai kualitas PM2.5 berkisar 51,100. Kategori baik adalah kategori kualitas udara yang tidak mempengaruhi manusia. atau kesehatan hewan dan tidak mempengaruhi tanaman, bangunan atau nilai estetika dengan kisaran PM2.5 untuk 0-50. Lalu, bagian paling negatif PM2.5 dengan kisaran 200-299 atau polusi udara dapat membahayakan kesehatan sebagian orang tertentu. Terakhir, risiko (300-500) atau banyaknya udara dapat membahayakan kesehatan masyarakat secara serius. Kota dengan angin terparah adalah Lahore, Pakistan di peringkat 297, kedua Kinshasa, Kongo di peringkat 261, ketiga Delhi, India di peringkat 25, keempat Jakarta, india di peringkat 181, dan kelima Dhaka, Bangladesh. di angka 180. Baca juga: BMKG: Bahan bakar yang mengandung sulfur tinggi harus dikurangi demi kualitas udara Indonesia. Udara (SPKU) meluas ke seluruh wilayah metropolitan. Data yang diperoleh dari SPKU disajikan melalui platform pemantauan kualitas udara sebagai penyempurnaan dari yang sudah ada dan sesuai peraturan nasional.
Halaman ini juga menampilkan data dari 31 SPKU di Jakarta, termasuk data SPKU milik DLH Jakarta, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), World Resources Institute (WRI) Indonesia dan Vital Strategis.
Leave a Reply