Istanbul (ANTARA) – Sidang pemakzulan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yol oleh Mahkamah Konstitusi resmi dimulai pada Jumat (27/12), yang akan memutuskan apakah Yoon akan dicopot atau diangkat kembali.
Perwakilan Yun hadir di pengadilan tertinggi negara tersebut, Yonhap News melaporkan di Seoul, Korea Selatan.
Anggota parlemen melakukan pemungutan suara pada 14 Desember untuk memakzulkan Yun, 63 tahun, atas kegagalan upayanya menerapkan darurat militer di negara tersebut.
Pengumuman mengejutkan Korea Selatan pada tanggal 3 Desember memaksa Yoon untuk mencabut perintah tersebut dalam waktu enam jam setelah parlemen meloloskan mosi penarikan tersebut malam itu.
Mahkamah Konstitusi mempunyai waktu enam bulan untuk memutus perkara tersebut.
Sementara itu, Perdana Menteri Han Dak-soo mengambil alih sebagai ketua eksekutif karena Yoon untuk sementara waktu dibebastugaskan dari tugasnya.
Tim polisi juga menggeledah kantor Dinas Keamanan Presiden untuk mendapatkan rekaman video gedung kepresidenan.
Dalam kasus lain, parlemen dijadwalkan mengadakan pemungutan suara terpisah untuk memakzulkan Penjabat Presiden Han setelah dia menolak menunjuk tiga hakim di Mahkamah Konstitusi.
Jika pemungutan suara tersebut dilaksanakan, ini akan menjadi pertama kalinya dalam sejarah Korea Selatan diadakan pemungutan suara untuk memakzulkan pejabat presiden.
Sumber: Anatolia
Leave a Reply