Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Seniman diajak terlibat dalam pameran di Museum Bahari Jakarta Utara

Jakarta (Antara) – Pengelola Museum Bahari (UP) Jakarta mengundang para seniman untuk mengikuti pameran yang tidak hanya menampilkan kata-kata, tetapi juga karya seni untuk menarik minat generasi muda.

Kepala UP Museum Bahari Jakarta Misari mengatakan, keikutsertaan para seniman kali ini dalam pameran bertajuk “Membangun di Rawa: Dari Gudang Barat Hingga Museum Bahari 1652-1977”. “Kami berupaya menggandeng seniman dan pekerja seni agar bisa merespon tema pameran, dan menghasilkan karya yang sesuai dengan isi pameran,” ujarnya di Museum Bahari, Jakarta Utara, Jumat.

Sebelumnya, pihaknya berkolaborasi dengan seniman setelah pameran Kapal Berjaya pada Agustus-Oktober lalu, serta pameran lainnya bersama seniman Jepang dan Taiwan.

Pameran “Membangun di Lahan Basah: Dari Gudang Barat hingga Museum Maritim 1652-1977” yang resmi dibuka Jumat ini, memberikan pengunjung informasi sejarah tidak hanya dalam bentuk kata-kata atau gambar, tetapi juga dalam bentuk karya seni yang disajikan. Baca Juga: Museum Bahari Gelar Pameran Telusuri Sejarah Kawasan Pesisir Jakarta “Pamerannya terdiri dari beberapa karya yang dilukis, dilukis sebagai lukisan di atas kanvas putih atau kain putih. Ini beberapa karya seniman yang mengabadikannya.” “Ikut serta dalam demonstrasi ini,” katanya.

Misari mengatakan, alasan diikutsertakannya seniman dalam pameran tersebut adalah agar mampu memberikan karya yang disukai anak muda masa kini.

“Karena beda artis yang tampil. Bukan sekedar kata-kata. Itu puting, suka atau tidak (pengunjung generasi muda) akan melihat apa gambarnya dan ingin menggambar. Kalau tidak, 10 Dalam beberapa menit mereka ‘tidak’ tidak memilikinya,” katanya.

Pertunjukan biasanya dibagi menjadi empat bagian. Bagian pertama bertajuk “Di Tepi Pantai” menampilkan dokumen sejarah dan lukisan karya seniman kolonial tentang pemandangan Batavia dari laut serta cerita awal mula proyek pembangunan di pantai utara Jakarta.

Kemudian bagian kedua berjudul “Infrastruktur Rempah dan Hidrokolonial” menampilkan arsip berbagai upaya membangun fasilitas pelabuhan untuk keperluan perdagangan dan pertahanan kolonial, seperti penjaga pelabuhan, galangan kapal, kanal, benteng, dll. Baca juga: DKI Ajak Orang Tua Kunjungi Museum Betawi dan Bahari Bersama Anak. Bagian ketiga berjudul “Gudang dan Kota di Lahan Basah”, menampilkan arsip dan dokumen serta lingkungan sekitar Museum Bahari yang terdiri dari dokumen arsitektur. Pusat dan mahasiswa Program Pendidikan Profesi Arsitektur Universitas Indonesia Angkatan 2023.

Bagian terakhir bertajuk “Menjadi Museum Bahari” menampilkan galeri foto Museum Bahari sejak awal berdirinya hingga awal berdirinya sebagai museum.

Sejumlah seniman yang terlibat antara lain Arif Rachman (fotografer), Bagvoro (videografer), Hauritsa (fotografer), dan Yasmin Tri Aryani (fotografer).

Pameran ini dibuka untuk umum mulai 7 Desember 2024 hingga 22 Juni 2025. Durasi pameran cukup lama sehingga bisa dinikmati banyak orang.

Misri mengatakan, “Pameran ini sengaja kami adakan selama enam bulan ke depan, agar isi pameran ini bisa dinikmati banyak orang. Insya Allah ini menjadi bagian pertama dari HUT Jakarta yang ke-500.” Baca juga: Museum Bahari Ungkap Foto Ir Juanda dengan Memberi Nama Ruangan. Mereka berharap pameran ini dapat menggairahkan lebih banyak pihak dan menjadi pengalaman pembelajaran bagi berbagai kalangan, termasuk generasi muda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *