Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Instiper kenalkan teknologi pemanenan air hujan ke petani Gunungkidul

Yogyakarta (Antara) – Kelompok Pengabdian Masyarakat (PMM) Yogyakarta Lembaga Pertanian Instiper (Instiper) memperkenalkan teknologi pemanenan air hujan dan irigasi otomatis kepada kelompok tani di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Pengenalan teknologi pemanenan air hujan otomatis dan irigasi tetes pada tanaman buah dan sayur bertujuan untuk mengatasi tantangan kekeringan yang sering terjadi di wilayah Gunungkidul, kata koordinator tim PMM Instiper Yogyakarta Mohammad Prasanto Bimantio dalam keterangannya, Senin di Yogyakarta.

Program ini fokus membantu Kelompok Tani Giri Muda, Desa Koripan 1, Desa Sambargiri, Ponjong, Wilayah Gunungkidul.

Menurutnya, Gunungkidul, salah satu kabupaten di DIY, terkenal dengan iklimnya yang panas dan distribusi curah hujan yang tidak merata sehingga mengakibatkan kemarau panjang yang berdampak buruk pada sektor pertanian.

Oleh karena itu, untuk mendukung ketahanan pangan dan perekonomian masyarakat setempat, perlu diperkenalkan teknologi pemanenan air hujan otomatis dan pengenalan irigasi tetes pada tanaman buah dan sayuran, karena produktivitas cabai dan semangka akan meningkat.

“Sistem pemanenan air hujan menggunakan atap rumah sebagai penampung air kemudian disaring ke dalam tangki untuk menjaga kualitas air. Air tersebut digunakan untuk mengairi buah-buahan dan sayuran seperti paprika dan melon secara otomatis,” ujarnya. .

Ketua Kelompok Tani Giriloyo Muda Gunungkidul Pratomo mengatakan, sistem irigasi otomatis dilengkapi dengan teknologi sensor tanah yang mengontrol kelembapan dan air hanya pada saat diperlukan.

Teknologi yang sangat efisien ini memaksimalkan penggunaan air dan membantu petani menjadi lebih produktif selama musim panas.

“Sistem ini akan membantu kami terutama saat musim kemarau. Sekarang kami bisa terus bercocok tanam tanpa khawatir kekurangan air,” ujarnya.

Dengan teknologi ini, hasil panen sayur-sayuran dan buah-buahan yang dikumpulkan di Kelompok Tani Giri Muda bisa meningkat hingga 50 persen, dari yang semula tiga ton menjadi sekarang 4,5 ton.

Selain teknologi irigasi, sekelompok petani Giri Muda juga dilatih cara memproduksi pupuk kandang dari kotoran sapi. Dengan menambahkan mikroorganisme bermanfaat, pupuk ini meningkatkan kualitas dan hasil tanah.

Instiper melatih petani tentang teknik pasca panen yang mencakup bungkus plastik untuk mencegah kontaminasi dan pengemasan untuk melindungi kualitas produk selama distribusi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *