Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Perjalanan investasi dalam setahun, diversifikasi hingga hilirisasi

Jakarta (ANTARA) – Investasi menjadi salah satu indikator penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi negara.

Hal ini dikarenakan pertumbuhan minat investasi dan pembangunan ekonomi mempunyai hubungan yang bersesuaian, artinya pertumbuhan investasi yang tinggi menunjukkan stabilitas yang kuat, baik pada sektor dunia usaha, industri maupun infrastruktur.

Melalui Badan Penanaman Modal dan Transfer/Penanaman Modal (BKPM) yang baru, pemerintah dan masyarakat mempercayakan pengembangan lingkungan investasi sebagai bagian dari proses utama pertumbuhan ekonomi lebih dari 8 persen.

Ada beberapa momen penting di tahun 2024 yang akan mewarnai investasi dan iklim di Indonesia, mulai dari penetapan target ambisius, berbagai investasi pengembangan kendaraan listrik (EV), pergantian kepemimpinan dan nama, serta kunjungan presiden.

Bidiklah yang tinggi

Pada awal tahun, di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, BKPM ditargetkan mencapai investasi sebesar 1,650 triliun dolar atau meningkat sebesar 150 triliun per tahun (tahun) yaitu sebesar 1,400 triliun.

Tujuan utamanya adalah mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang sudah ditetapkan yakni lebih dari 5 persen.

Laporan terkini BKPM mencatat pada triwulan III (Januari-September) 2024, investasi di Indonesia mencapai 1,261 triliun atau 76,4 persen dari target.

Jumlah ini juga meningkat sebesar 20 persen setiap tahunnya pada periode yang sama, BKPM yakin hingga akhir tahun, investasi tersebut akan melebihi target yang direncanakan.

Jika dijelaskan secara rinci pada triwulan III, investasi yang dilakukan pada periode tersebut mencapai 431,48 triliun, dimana 91,51 triliun atau 21,2 persen dari total modal dikembangkan di sektor bawah.

Investasi ini tidak hanya berkontribusi terhadap realisasi 26,15 persen dari total target investasi tahun 2024, tetapi juga menjadi wadah untuk menyerap tenaga kerja Indonesia sebanyak 650.172 orang.

Dalam sepuluh tahun terakhir, investasi mencapai 9.117,4 triliun dengan lapangan kerja sebanyak 13.836.775 orang.

Sedangkan pada tahun 2025, pemerintah menargetkan investasi sebesar 120 juta dolar AS atau setara Rp 1.900 triliun.

Ekosistem EV

Pada awal Juli lalu, Pemerintah meresmikan pabrik kendaraan listrik dan baterai di lingkungan PT Hyundai LG Industry (HLI) Konsorsium Power Green di Karawang, Jawa Barat.

Fasilitas ini merupakan fasilitas manufaktur baterai terbesar dan terlengkap di Asia Tenggara (ASEAN), mengingat prosesnya dari atas hingga bawah dilakukan di satu tempat.

Total investasi yang dikeluarkan dalam pembangunan infrastruktur ini mencapai 160 triliun yang menunjukkan tingginya tingkat investasi internasional di Indonesia.

Tak hanya menciptakan ekosistem kendaraan listrik terlengkap, perusahaan juga diprediksi mampu menggairahkan produksi mineral.

Hal ini karena HLI Green Power mengubah nikel, litium, kobalt, mangan, dan aluminium sebagai bahan baku sel baterai, sehingga berkontribusi terhadap diversifikasi produk rendah mineral dalam pengembangan kendaraan listrik.

Nominasi dapat berubah sewaktu-waktu

Pada 21 Oktober 2024, Presiden RI Prabowo Subianto resmi melantik Rosan Perkasa Roeslani sebagai Menteri Investasi dan Pembangunan/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menggantikan Bahlil Lahadalia.

Peluncuran ini sekaligus mengubah nama sebelumnya dari Kementerian Investasi/BKPM menjadi Kementerian Investasi dan Pembangunan/BKPM.

Pergantian nama kementerian secara langsung memperkuat peran BKPM dalam pengembangan investasi dan iklim di Indonesia.

Hal ini bertujuan untuk melaksanakan Astacita Presiden yaitu terus menekan dan mendorong industri untuk meningkatkan biaya hidup dalam negeri sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi lebih dari 8 persen.

Kunjungan Presiden

Presiden RI Prabowo Subianto mengunjungi beberapa negara pada 8-21 November yaitu Tiongkok, Amerika Serikat, Peru, Brazil, dan Inggris.

Dalam kunjungan dua pekan ini, Indonesia mendapat dana sebesar 18,5 miliar dolar AS atau setara Rp 294 triliun.

Dari investasi yang diterima, Pemerintah berkomitmen kuat untuk menciptakan lingkungan yang bebas korupsi untuk membuka lebih banyak dunia usaha dan investasi di Indonesia.

Tujuannya adalah menciptakan lapangan kerja, mengentaskan kemiskinan, dan mengurangi pengangguran yang menjadi prioritas utama pemerintah.

Memperkuat kerja sama dengan Tiongkok

Menteri Investasi dan Pembangunan/Kepala BKPM Rosan Roeslani melakukan kunjungan kerja ke China pada 16-17 Desember, dan melakukan pertemuan dengan beberapa perusahaan besar asal negara tersebut, seperti Build Your Dreams (BYD), CNGR New Material. dan Amperex modern. Technology Co., Terbatas (CATL).

Pertemuan dengan BYD Auto membahas upaya Pemerintah dalam mempercepat pendirian Pabrik Kendaraan Listrik di Subang, Jawa Barat.

Melalui investasi senilai Rp11,7 triliun, BKPM yakin akan memberikan nilai tambah perekonomian dan menciptakan lapangan kerja. Selain itu, investasi BYD juga sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk mencapai tujuan pengurangan emisi karbon pada tahun 2060 atau setelahnya.

BYD berencana menambah kapasitas produksi yang melebihi 150.000 unit per tahun. Peningkatan kapasitas produksi ini memberikan dampak berantai atau riak berupa bertambahnya jumlah tenaga kerja dari sebelumnya 8.700 orang menjadi 18.814 orang.

Selain itu, pemerintah dan perusahaan membuka pengembangan pembangkit listrik baterai dan kendaraan listrik hibrida plug-in premium (PHEV) pada awal tahun depan.

Sementara itu, dalam pertemuan dengan CNGR New Material, pemerintah membahas perkembangan investasinya di Indonesia, serta rencana perusahaan membangun fasilitas di Kawasan Industri Konasara Green Techno (KIHTK) di Konawe Utara, Sulawesi Selatan.

Di Konawe, CNGR berencana melakukan konsolidasi industri dari atas hingga bawah, dan telah melakukan investasi di beberapa proyek smelter pengolahan bijih nikel hingga 42,4 triliun.

Selain itu, bersama CATL, pemerintah Indonesia telah menegaskan komitmennya untuk mempercepat pengembangan sistem baterai kendaraan listrik melalui aliansi CBL (CATL, BRUNP dan Lygend) dengan BUMN Antam dan Indonesia Battery Corporation (IBC).

Konsorsium bermaksud membangun proyek rantai industri dan lingkungan baterai kendaraan listrik, mulai dari pertambangan, peleburan, industri peralatan baterai seperti prekursor dan katoda, sel baterai, serta pengolahan baterai yang terdapat di Halmahera Timur-Maluku Utara, dan Karawang- Jawa Barat.

Investasi yang dikeluarkan pada sektor bawah berjumlah US$6 miliar atau US$96 triliun.

Rilis keuangan ini menunjukkan bahwa Indonesia tertarik pada banyak aspek pengembangan kendaraan listrik, mengingat banyaknya bahan pembuat sel baterai, seperti nikel yang menyumbang 42 persen cadangan dunia.

Redaktur: Achmad Zaenal M

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *