JAKARTA (ANTARA) – Konsultan real estat Cushman & Wakefield memperkirakan Program Satu Juta Perumahan Vertikal atau Kondominium akan memberikan dampak positif yang signifikan terhadap pasar real estat, meningkatkan akses terhadap apartemen terjangkau, terutama di perkotaan.
Direktur Konsultasi Strategis Cushman & Wakefield Indonesia Arif Rahardjo mengatakan pemanfaatan lahan pemerintah dalam program ini akan membantu menekan biaya pembangunan dan membuat harga rumah vertikal lebih terjangkau bagi masyarakat.
“Dengan program satu juta apartemen ini kita bisa melihat berkembangnya pusat-pusat perbelanjaan baru dan yang pasti bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan hidup para pekerja usia produktif,” ujarnya dalam konferensi pers online. konferensi “Ramalan Pasar Real Estate 2024 dan 2025” di Jakarta, Selasa.
Arif mengatakan penjualan unit hunian vertikal menengah ke bawah sudah bagus, mencapai lebih dari 90 persen, terutama di wilayah lokasi universitas.
Dari segi tingkat hunian, tingkat hunian tertinggi di wilayah Jakarta yang dekat dengan kawasan komersial terdapat di wilayah Bekasi atau pinggiran kota yang masih bersaing dengan rumah-rumah yang memiliki tanah.
Perumahan terbagi menjadi dua kategori yaitu perumahan subsidi yang dapat disewakan dan perumahan komersial yang hanya dimiliki sendiri.
Namun pengembang perumahan masih menunggu aturan Program Sejuta Rumah, baik dari segi harga maupun target pasar, kata Arif.
Tantangan lain yang harus dihadapi untuk menyukseskan program Sejuta Hunian Vertikal, kata dia, adalah menyesuaikan harga kondominium dengan daya beli pasar dan memastikan rencana pembayaran atau cicilan sejak awal.
Ditambah lagi, menurutnya pemilihan lokasi, meski ditujukan untuk kalangan menengah, tetap membutuhkan aksesibilitas yang lebih baik untuk membantu penjualan.
“Aksebilitas yang baik, kedekatan dengan transportasi umum dan jaringan tol serta kenyamanan ke pusat kerja, aktivitas komersial dan fasilitas umum lainnya juga harus diperhatikan,” jelasnya.
Leave a Reply