ANTARA – Presiden Prancis Emmanuel Macron mengakhiri kebuntuan politik dengan menunjuk Francois Bayrou sebagai perdana menteri baru setelah Kongres menggulingkan Michel Barnier dan pemerintahannya pekan lalu. .
Bayrou lahir pada tahun 1951 di desa sebuah keluarga petani di Borderes, barat daya Perancis.
Dia adalah seorang politikus sentris yang memulai karir politiknya pada tahun 1974 setelah belajar sastra di universitas.
Karir politiknya dimulai pada tahun 1982, ketika ia menjadi anggota dewan kota di Pau setahun kemudian.
Pada tahun 1986 ia terpilih menjadi anggota Majelis Nasional, majelis rendah Parlemen Perancis, mewakili departemen Pyrenees-Atlantiques.
Pada tahun 1993, Bayrou diangkat menjadi Menteri Pendidikan di kabinet Perdana Menteri Edouard Balladur.
Sejak 2014, ia menjabat sebagai Wali Kota Pau, sebuah kota di barat daya Prancis. Ia juga ketua Gerakan Demokratik (MoDem) dan sekutu dekat Presiden Macron.
Pada tahun 2020, Bayrou diangkat menjadi Komisaris Tinggi Perencanaan.
Sebagai mantan anggota Parlemen Eropa, Bayrou mencalonkan diri sebagai presiden sebanyak tiga kali, pada tahun 2002, 2007 dan 2012, sebelum memutuskan untuk mendukung Emmanuel Macron pada pemilu 2017.
Namun, Bayrou menimbulkan kontroversi selama kampanye tahun 2002 ketika dia memukul seorang anak ketika mencoba menjemputnya di Strasbourg.
Bayrou kini menjadi perdana menteri keempat yang ditunjuk oleh Macron dalam waktu kurang dari satu tahun dan yang keenam sejak 2017.
Sumber: Anatolia
Leave a Reply