JAKARTA (Antara) – Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Budi Perjeono berharap dukungan Badan Akuntabilitas DPR (BKN) dapat membantu pemerintah meningkatkan subsidi, khususnya Subsidi Listrik dan Pupuk
Hal itu diungkapkannya dalam pertemuan antara BPK dan BAKN DPR di auditorium kantor pusat BPK RI untuk mempertimbangkan mengikuti rekomendasi penyelidikan BPK terhadap subsidi listrik dan pupuk.
“(Kami) menekankan pentingnya koordinasi antara BPK dan BAKN untuk mengawasi program subsidi, khususnya subsidi listrik dan pupuk. BPK berharap dukungan BAKN dapat membantu perbaikan tata kelola subsidi, sehingga ada manfaat yang lebih baik bagi masyarakat, ” katanya dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.
Dalam kesempatan tersebut disampaikan hasil pemeriksaan BPK terkait subsidi pupuk serta subsidi dan kompensasi listrik.
Selain memaparkan temuan pemeriksaan, juga dijelaskan isu-isu strategis dan rencana pemeriksaan subsidi dan kompensasi BPK ke depan.
Beberapa jawaban strategis terkait persoalan subsidi pupuk dan listrik disampaikan oleh Ketua BAKN DPR Andreas Eddy Susetyo.
Salah satu kekhawatiran utama adalah inkonsistensi data dalam pengelolaan hibah yang sering ditemukan saat DPR melakukan kunjungan ke daerah pemilihan (DPEL).
BAKN juga menyoroti sistem pengelolaan data yang perlu dikaji ulang agar lebih sinkron dengan kebutuhan.
Selain itu, pengelolaan distribusi pupuk yang dinilai terlalu rumit menjadi perhatian utama dalam diskusi tersebut.
“BAKN berharap keberadaan pusat data nasional dapat menghilangkan permasalahan sinkronisasi data.” BAKN juga mendorong penggunaan teknologi big data analytic dalam pemeriksaan BPK untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemeriksaan subsidi pupuk dan listrik,” kata Andreas. Ed.
Budi Prijono menyambut baik segala masukan dari BAKN.
“Masukan ini akan menjadi informasi strategis bagi BPK untuk melakukan audit dan perbaikan tata kelola subsidi listrik dan BBM ke depan. Kami berkomitmen kepada BPK untuk lebih meningkatkan pengawasan guna memastikan keuangan negara transparan dan akuntabel.” kata Budi.
Leave a Reply