Jakarta (ANTARA) – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan tidak akan mengurangi subsidi bahan bakar gas cair (LPG) hingga 3 kilogram, meski porsi subsidi gas pada 2024 sudah melampaui batas. “Kami pastikan semuanya sesuai tujuan dan tidak ada pembatasan,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, kuota subsidi LPG 3 kilogram yang saat ini setara dengan lebih dari 3% kuota yang direncanakan masih lebih rendah dibandingkan kebutuhan pertumbuhan yang tercatat selama ini, yakni rata-rata 4,5%.
“3% ini masih lebih rendah dibandingkan pertumbuhan yang tercatat selama ini. Biasanya pertumbuhan LPG 4,5%, sekarang kita sudah bisa menekannya.
Lebih lanjut, Dadan menjelaskan, pada awal tahun Kementerian ESDM telah mengusulkan besaran kontribusi LPG sebesar 8,3 juta ton, namun Perpres memperbolehkannya sebesar 8,03 juta ton.
“Itupun kita tahun 2023 ada 8,04 juta ton. Jadi sekarang perkiraan kita 3%,” ujarnya.
Berdasarkan laporan Pertamina, penyaluran subsidi LPG sejauh ini mencapai 130% dari jumlah yang diharapkan atau sebesar 8,03 juta ton senilai Rp 87,45 triliun pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2024.
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) memastikan pasokan BBM dan LPG yang dibutuhkan masyarakat pada periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 tetap aman meski permintaan meningkat saat hari raya.
Stok LPG yang diproduksi sebanyak 28.658 ton (MT) per hari, mampu memenuhi kebutuhan selama 15 hari.
Produksi harian Pertalite mampu memenuhi kebutuhan 16 hari, Pertamax 21 hari, Solar 17 hari, Dex 28 hari dan produksi harian Pertamax Turbo mampu memenuhi kebutuhan 39 hari. Baca juga: Pakar UGM: Target Subsidi Listrik Harus Sama dengan Target BLT Baca juga: Pertamina promosikan Bright Gas untuk dukung subsidi tepat sasaran Baca juga: Menteri Bahlil Sebut Subsidi LPG Tak Berubah.
Leave a Reply