Jakarta (Antara) – Komisioner D DPRD DKI Hardianto Kenneth menilai kerusakan tembok laut di sepanjang pesisir pantai Jakarta harus diperbaiki untuk mengurangi dampak banjir rob di wilayah tersebut.
Faktanya, tembok laut tersebut kini sudah banyak yang roboh sehingga menggenangi pemukiman dan jalan raya. Padahal, tembok laut ini idealnya dirancang untuk melindungi wilayah pesisir Jakarta dari air laut, kata Kent, sapaan akrabnya di Jakarta. , Selasa.
Namun, politikus tersebut tidak merinci tanggul mana yang mengalami kerusakan.
Data yang dihimpun ANTARA, dua tanggul yang dilaporkan rusak di Jakarta Utara saat ini berada di kawasan Muara Baru dan Muara Angke.
Khusus di Muara Baru, kerusakan akibat faktor usia, lemahnya pondasi, dan peningkatan tekanan air laut cukup besar. Akibatnya, air laut masuk ke pemukiman warga sehingga menyebabkan banjir rob setiap hari
Sementara itu, selama kurun waktu 2014 – 2019, pemerintah pusat, Pemprov DKI Jakarta, dan pihak swasta telah melakukan pembangunan tanggul pantai dan saluran sungai sepanjang 13 kilometer sehingga masih ada garis pantai dan muara sepanjang 25 km. Tergolong rumit dan tidak diobati.
Menurut dia, banjir rob di Jakarta biasanya terjadi saat permukaan air laut naik. Fenomena ini sering terjadi pada musim hujan atau saat air pasang, terutama di kawasan sepanjang pantai utara Jakarta, seperti Ankol, Muara Baru, dan Pluit.
Ia mengatakan, pengendalian banjir rob memerlukan kombinasi metode untuk melindungi masyarakat dan meminimalkan dampaknya.
Untuk itu, lanjutnya, perlu dilakukan pembangunan atau perbaikan infrastruktur fisik, seperti pembangunan tanggul laut yang saat ini sedang berjalan pada Proyek Giant Sea Wall sebagai bagian dari National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). .
Kemudian, lanjut Kent, perbaikan juga harus dilakukan pada tembok laut untuk mencegah kebocoran air laut.
Intinya, fungsi tanggul-tanggul ini harus ditingkatkan dan yang rusak segera diperbaiki. Lalu kita bisa membangun waduk tambahan di kawasan pantai untuk menangani banjir saat air pasang.
Ia juga meminta Pemprov DKI memastikan saluran drainase kota tetap bersih dan berfungsi baik untuk mengalirkan air baik air pasang maupun curah hujan.
Selain itu, untuk pengelolaan jangka pendek, kata Kent, perlu dilakukan peningkatan kapasitas rumah pompa air dan pengalihan air yang tergenang kembali ke laut atau penyiapan saluran drainase yang memadai semaksimal mungkin.
Selain itu, meningkatkan tanggap bencana dan edukasi masyarakat saat gelombang pasang.
“Pindahkan masyarakat yang tinggal di daerah terdampak ke tempat yang lebih aman dan berikan informasi mengenai jadwal perekrutan dan tindakan mitigasi independen, seperti peringatan dini dan tindakan evakuasi,” ujarnya.
Folder diperlukan
Setelah itu, pengendalian banjir jangka menengah dapat dilakukan dengan melanjutkan peninggian rel, membangun polder baru untuk mengendalikan aliran air dan mengalirkan air dari kawasan yang terendam, serta menata drainase perkotaan untuk mempercepat limpasan air.
“Penataan ruang juga dapat dilakukan dengan melarang pembangunan di kawasan rawan banjir rob dan mendesain ulang permukiman untuk mengurangi risiko,” ujarnya.
Menurut Kent, pemerintah harus menyediakan dana dan rencana kebijakan pembangunan infrastruktur pengendalian banjir rob di pesisir utara Jakarta, serta memperkuat koordinasi pemangku kepentingan pengendalian banjir rob dan mengintegrasikannya ke dalam rencana pembangunan daerah.
Di masa lalu, Jakarta menghadapi penurunan permukaan tanah dan kenaikan permukaan laut serta tantangan perubahan iklim dalam menangani banjir rob.
Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengatakan: “Tantangan penanganan banjir rob di Jakarta adalah pengambilan air tanah yang berlebihan menyebabkan penurunan muka tanah sehingga memperparah dampaknya. banjir rob.” ) Mohammad Yohan.
Tenggelamnya daratan membuat wilayah pesisir Jakarta semakin rentan terhadap gelombang pasang sehingga sulit untuk dihilangkan tanpa adanya perubahan signifikan dalam pengelolaan sumber daya air, kata Yohan.
Lalu, kenaikan permukaan air laut dan perubahan iklim juga menjadi tantangan dalam penanganan banjir rob di Jakarta.
Leave a Reply