Wina (ANTARA) – Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan mitranya yang dikenal dengan OPEC+ pada Kamis (5/12) sepakat untuk mempertahankan produksi minyak pada level saat ini untuk kuartal pertama (Q1) tahun 2025.
Dalam pernyataan di situs OPEC, delapan negara OPEC+, yakni Arab Saudi, Rusia, Irak, Uni Emirat Arab (UEA), Kuwait, Kazakhstan, Aljazair, dan Oman, menyatakan akan memperpanjang pengurangan produksi sukarela. sebesar 2,2 juta barel per hari. bph), yang semula diumumkan pada November 2023, hingga akhir Maret 2025.
Pemotongan sukarela ini akan dilakukan secara bertahap setiap bulan hingga akhir September 2026 untuk mendukung stabilitas pasar, namun kenaikan bulanan dapat ditangguhkan atau dibatalkan tergantung pada kondisi pasar, menurut pernyataan itu.
Selain itu, delapan negara tersebut akan memperpanjang pengurangan produksi sukarela sebesar 1,65 juta barel per hari, yang pertama kali diumumkan pada April 2023, hingga akhir tahun 2026.
Para menteri perminyakan dari delapan negara berbicara di sela-sela pertemuan tingkat menteri OPEC+ virtual pada hari Kamis.
Dalam pernyataan terpisah, OPEC mengatakan negara-negara OPEC+ pada pertemuan tingkat menteri sepakat untuk memperpanjang tingkat produksi minyak mentah secara keseluruhan hingga tahun 2026.
OPEC+ telah mengambil keputusan untuk mencapai dan menjaga stabilitas pasar minyak, serta memberikan panduan jangka panjang dan transparansi kepada pasar, dan menerapkannya dengan mengikuti pendekatan yang hati-hati, proaktif, dan prediktif, menurut pernyataan tersebut.
Pada pertemuan tingkat menteri, negara-negara OPEC+ juga menegaskan kembali pentingnya kepatuhan penuh terhadap kuota produksi dan mekanisme kompensasi kelompok tersebut.
Harga minyak secara umum cenderung turun dalam beberapa pekan terakhir karena kekhawatiran terhadap melambatnya permintaan global dan meningkatnya pasokan dari produsen di luar aliansi OPEC+. Harga minyak Brent, patokan minyak mentah internasional, diperdagangkan sedikit di atas US$70 ($1 = Rp15.957) per barel dalam beberapa pekan terakhir, turun dari lebih dari US$80 pada Juli 2024.
Sejak Agustus 2024, OPEC telah menurunkan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global pada tahun 2024 dan 2025 selama empat bulan berturut-turut, sebagaimana dirinci dalam laporan pasar bulanannya.
Pertemuan tingkat menteri OPEC+ berikutnya dijadwalkan pada 28 Mei 2025 untuk meninjau kebijakan produksi. Namun, Komite Pemantau Bersama Kementerian tetap mempunyai wewenang untuk mengadakan pertemuan tambahan jika diperlukan untuk menanggapi perkembangan pasar.
Leave a Reply