Kuala Lumpur (ANTARA) – Malaysia sedang dalam proses penunjukan utusan khusus presiden ASEAN 2025 untuk melakukan berbagai upaya melibatkan seluruh pemangku kepentingan di Myanmar guna membuka meja perundingan dialog politik komprehensif guna mencapai solusi damai dan berkelanjutan. .
Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri Malaysia Mohamad Alamin kepada anggota parlemen pada pertemuan Dewan Rakyat di Kuala Lumpur, Kamis.
Menurutnya, pemerintah Malaysia juga aktif menjajaki dan merumuskan pendekatan dan strategi yang tepat dari waktu ke waktu untuk menemukan solusi yang komprehensif dan tangguh untuk mengakhiri krisis di Myanmar.
Seperti diberitakan, Malaysia akan menjadi ketua ASEAN pada tahun 2025.
Sebelumnya, pada 11 Oktober, terjadi peralihan Keketuaan ASEAN dari Laos ke Malaysia di Vientiane, Laos.
Menurutnya, posisi Malaysia terhadap masalah Myanmar sudah jelas dan konsisten. Malaysia menanggapi serius konflik berkepanjangan di negaranya yang tidak menunjukkan kemajuan sejak kudeta militer pada 1 Februari 2021.
Pada pertemuan Dewan Rakyat yang dia hadiri secara online, dia mengatakan Malaysia akan mengadopsi pendekatan inklusif dan multifaset untuk menjangkau semua pihak di Myanmar, serta melibatkan Tiongkok dan India dalam diskusi untuk menemukan solusi jangka panjang yang sejalan dengan aspirasi organisasi tersebut. dari masyarakat Myanmar sendiri.
Sebagai Ketua ASEAN pada tahun 2025, ia mengatakan Malaysia bertanggung jawab untuk memimpin upaya ASEAN dalam menangani krisis di Myanmar, upaya yang akan terus didasarkan pada Lima Poin Konsensus (5 PC) yang disepakati oleh para pemimpin ASEAN pada bulan April 2021.
Selain itu, Malaysia berkomitmen untuk bekerja sama secara erat dengan negara-negara anggota ASEAN lainnya, dengan dialog dan mitra eksternal, serta dengan organisasi internasional terkait.
Namun, dia mengatakan Malaysia akan menganut filosofi ASEAN, artinya sentralitas ASEAN di mana keputusan diambil berdasarkan konsensus. Pada saat yang sama, pihaknya akan mengoordinasikan upaya melalui mekanisme troika yang dibentuk oleh kepresidenan ASEAN sebelumnya, saat ini dan di masa depan, yaitu Laos, Malaysia dan Filipina, serta negara-negara anggota lainnya.
Malaysia akan mengoordinasikan dukungan dan kerja sama negara-negara tetangga Myanmar serta komunitas internasional, termasuk PBB, dalam upaya memastikan 5PC yang bermakna dan komprehensif.
Sementara itu, menurut Anggota Parlemen Indira Makhota dan mantan Menteri Luar Negeri Malaysia Sepuddin Abdullah, konsensus lima poin sudah tidak efektif lagi sehingga harus dicari cara lain.
Siphodin juga berharap ketika Ketua ASEAN berada di Malaysia, ada langkah-langkah yang benar-benar dapat menyelesaikan krisis yang terjadi di Myanmar.
Leave a Reply