Jakarta (ANTARA) – Kebijaksanaan kuno mengatakan untuk berolahraga hampir setiap hari. Namun, penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Neurobiology of Learning and Memory mengungkapkan kekuatan latihan intermiten.
Menurut laporan di Hindustan Times Jumat lalu, penelitian menemukan bahwa berolahraga di akhir pekan saja dapat meningkatkan kinerja kognitif. Latihan interval mengacu pada latihan jangka pendek.
Penelitian pada tikus menunjukkan manfaat kognitif yang mengesankan ketika mereka berolahraga setelah istirahat panjang. Hal ini menunjukkan hubungan antara olahraga dan fungsi otak.
Penelitian dilakukan pada 12 ekor mencit jantan berumur 12 minggu yang ditempatkan pada kandang aktif maupun tidak aktif. Tikus dibagi menjadi tiga kelompok sesuai dengan jenis latihannya.
– Tim utama sepanjang masa dalam 14 pertandingan karier.
– Kelompok kedua melakukan latihan interval dua hari seminggu.
– Kelompok ketiga menjalani program kontrol olahraga selama dua hari, diikuti tanpa aktivitas.
Para peneliti menunjukkan bahwa tikus yang menjalani olahraga terus menerus dan terputus-putus mengalami peningkatan kinerja kognitif dibandingkan dengan tikus dalam kelompok kontrol.
Namun, tikus yang melakukan olahraga intermiten mempertahankan kinerja memori yang unggul, sementara tikus yang melakukan olahraga terus menerus menunjukkan penurunan aliran pembelajaran.
“Regimen olahraga yang mirip dengan protokol Resting Warrior dapat mengaktifkan gen tertentu dengan lebih efisien dan/atau mengaktifkan jendela memori molekuler dengan lebih efisien, sehingga memberikan kinerja kognitif jangka panjang,” kata para peneliti.
Penelitian ini menekankan pentingnya memilih pola olahraga yang mendukung fungsi otak, bukan sekadar aktivitas fisik.
Latihan interval menunjukkan manfaat kognitif yang berkelanjutan, dengan interval harian yang moderat memiliki sedikit pengaruh pada fungsi otak dan memori.
Leave a Reply