Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Strategi cepat Pemerintah wujudkan Program 3 Juta Rumah bagi rakyat

JAKARTA (ANTARA) – Hanya berselang 2 pekan setelah peresmian pada 20 Oktober 2024, pemerintahan Prabowo-Gibran bergerak cepat dengan menerapkan serangkaian strategi cepat untuk melaksanakan proyek 3 juta rumah per tahun bagi masyarakat kecil.

Menurut data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada tahun 2022, Indonesia akan mengalami Perumahan 11 juta jiwa. Sebanyak 93 persen kepemilikan backlog berasal dari MBR (masyarakat berpendapatan rendah), dan 60 persen didominasi oleh MBR yang bekerja di sektor informal.

Situasi kembalinya semakin diperumit dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia saat ini, yaitu produksi sandwich. adalah produsen yang terpaksa menjadi sumber ketergantungan bagi masyarakat kurang mampu atau lanjut usia dan pada saat yang sama harus menciptakan kehidupan yang layak bagi generasi muda atau anak-anak.

Pemerintah harus merespon cepat situasi ini melalui proyek 3 juta rumah per tahun. Proyek 3 Juta Rumah merupakan program pemerintahan Prabowo-Gibran untuk membantu masyarakat kecil mendapatkan tempat tinggal.

Program 3 juta rumah per tahun meliputi pembangunan 2 juta rumah di pedesaan dan pembangunan 1 juta apartemen di perkotaan. Pembangunan 2 juta rumah di pedesaan untuk mendukung desa yang menjadi sumber ketahanan pangan serta desa wisata yang menambah nilai ekonomi masyarakat pedesaan.

Sementara itu, pembangunan 1 juta apartemen/tahun di perkotaan bertujuan untuk membantu mereka yang bekerja di kota agar memiliki tempat tinggal yang dekat dengan tempat kerjanya.

Agar masyarakat kecil dapat segera merasakan proyek ini, pemerintah bergerak cepat mewujudkannya melalui tiga strategi, yakni keterbukaan publik, efisiensi, dan inovasi.

Lalu bagaimana peran 3 strategi tersebut dalam implementasi proyek 3 juta rumah per tahun untuk masyarakat miskin?

Pembukaan publik

Strategi pertama untuk melaksanakan proyek 3 juta rumah per tahun adalah dengan menerapkan keterbukaan publik. Terbuka untuk umum bertujuan menjadikan proyek 3 juta rumah terbuka dan transparan melalui partisipasi publik dan hukum yang ketat.

Keikutsertaan ini dimulai dari periode sebelum operasi, dimulainya kegiatan, pertengahan periode, hingga berakhirnya operasi.

Strategi ini penting diterapkan mengingat proyek 3 juta rumah merupakan proyek besar yang melibatkan seluruh bidang usaha seperti pembangunan 2 juta rumah di pedesaan yang bergantung pada Badan Usaha Desa (BUMDes) dan pengembang UMKM. Pembangunan 1 juta apartemen di kota ini terdiri dari pengembang besar baik dalam maupun luar negeri, serta kementerian/lembaga pemerintah lainnya.

Salah satu langkah awal untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan mendirikan call center untuk menerima segala informasi dan laporan terkait dugaan dan kasus penipuan, penipuan, penggelapan, dan pungutan liar terkait penyediaan perumahan bagi masyarakat.

Terobosan lainnya adalah dibukanya forum konsultasi publik yang melibatkan seluruh pihak di bidang perumahan, mulai dari pengusaha hingga pekerja media, untuk memberikan informasi kepada pemerintah.

Tak hanya itu, Kementerian Perumahan dan Permukiman (PKS) yang merupakan organisasi yang ditugaskan pemerintah untuk melaksanakan proyek 3 juta rumah akan meningkatkan pemeriksaan lingkungan hidup yang ketat untuk mencegah korupsi dan pungutan pajak ilegal.

Strategi publisitas bertujuan untuk mencegah korupsi tahap pertama dan pemungutan pajak ilegal yang dapat membantu menurunkan harga rumah bagi masyarakat kecil. Pemanfaatan area pasar rumput

Strategi selanjutnya yang diterapkan untuk mewujudkan proyek desa 3 juta adalah penerapan yang efektif. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan meningkatkan pemanfaatan properti hunian yang telah dibangun pada era dulu.

Pemanfaatan Rumah Susun (Rusun) Pasar Rumput di Manggarai, Jakarta yang berdiri sejak 2021, merupakan langkah awal upaya tersebut. Apartemen ini memiliki 1.984 tipe dari 36 unit rumah di lantai 4-25, apartemen ini juga memiliki 967 kios pasar dan 350 toko di lantai 1-2 serta fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos) yang lengkap.

Dalam proyek 3 juta desa tersebut, Desa Rusun Pasar Rumput diprioritaskan untuk para korban terdampak kebakaran Manggarai dan masyarakat yang akan terkena dampak perencanaan DAS Ciliwung.

Setelah itu, masyarakat yang diprioritaskan untuk tinggal di apartemen tersebut adalah para guru yang belum memiliki rumah terlebih dahulu, personel TNI-Polri yang berpangkat dan bergaji rendah, serta ASN bergaji rendah.

Mengingat sebagian besar penghuni apartemen berasal dari masyarakat kecil, maka pemerintah berupaya menurunkan harga sewa apartemen Pasar Rumput. Rencananya harga sewa apartemen tersebut berkisar antara Rp 1.250.000 per bulan hingga 2.250.000 kip per bulan.

Pada saat yang sama, masyarakat yang terkena dampak kebakaran hutan Manga dan pemukiman kembali diberikan bantuan berupa sewa gratis selama satu tahun di desa Pasalarum.

Pemanfaatan Rusun Pasar Rumput merupakan langkah awal strategi efektif pemanfaatan rumah susun yang dibangun pemerintah sebagai upaya pelaksanaan proyek 3 juta desa.

Pemanfaatan tanah yang dirampas oleh oknum koruptor

Strategi selanjutnya adalah bergerak cepat melaksanakan proyek 3 juta rumah per tahun melalui inovasi, salah satunya adalah pemanfaatan lahan yang dirampas aparat penegak hukum dari oknum koruptor.

Salah satu lahan sitaan yang berpotensi untuk perumahan masyarakat kecil adalah pemanfaatan lahan seluas 1.000 hektare di Banten yang disita kejaksaan dari tangan pejabat koruptor.

Pemanfaatan tanah sitaan tersebut tentunya dapat menjadi sebuah terobosan dalam penyediaan perumahan bagi masyarakat, khususnya dengan mengurangi beban anggaran penyitaan tanah, karena tanah sitaan tersebut merupakan milik resmi negara. Pemanfaatan tanah sitaan untuk tempat tinggal masyarakat juga dapat mencegah terjadinya korupsi dan menjadi peringatan bagi masyarakat yang berniat melakukan tindak pidana dengan cara merusak masyarakat di kemudian hari.

Inovasi seperti pemanfaatan tanah sitaan diperlukan untuk mengatasi keterbatasan anggaran pemerintah. Anggaran perumahan sendiri pada tahun 2025 sangat terbatas yaitu Rp 5,07 triliun, dimana Rp 1,2 triliun dialokasikan untuk melanjutkan pengembangan IKN. Pemanfaatan agunan tersebut tentu akan membantu anggaran perumahan yang terbatas pada tahun depan.

Upaya penyediaan perumahan bagi penduduk Indonesia memerlukan strategi yang berada di luar kerangka atau di luar kerangka yang diharapkan menjadi langkah penting.

Efisiensi merupakan strategi penting yang berperan untuk menunjukkan bahwa pembangunan rumah rakyat tidak harus selalu dimulai dari awal, namun dapat dilakukan dengan memanfaatkan dan meningkatkan aset milik negara.

Pintu terbuka kepada publik dan inovasi merupakan strategi yang berperan dalam menurunkan harga rumah bagi seluruh lapisan masyarakat melalui upaya pemberantasan korupsi dan pemanfaatan lahan yang dirampas oknum koruptor untuk mengurangi beban anggaran pemerintah.

Juga untuk meringankan beban masyarakat kelas bawah untuk mendapatkan rumah yang layak.

Redaktur: Achmad Zaenal M

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *