JAKARTA (ANTARA) – Ekonom Universitas Indonesia Budi Fransidi mengaku khawatir kemenangan Donald Trump pada pemilihan presiden AS akan menghambat kinerja ekspor Indonesia.
Menurut Budi, pertumbuhan ekspor Indonesia akan terhambat oleh kebijakan proteksionisme yang diusung Presiden Trump, termasuk penerapan tarif impor yang tinggi.
“Perang tarif seperti ini tentu (menghambat kinerja ekspor Indonesia) karena dapat menurunkan persaingan,” ujarnya. Hal itu diungkapkannya saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Ia yakin Tiongkok, mitra dagang terbesar Indonesia, adalah negara yang paling terkena dampak kebijakan proteksionisme Trump.
Menurut dia, jika pertumbuhan ekonomi China melambat akibat kebijakan tersebut, maka permintaan produk Indonesia di China juga akan berkurang.
Oleh karena itu, jika negara mitra tujuan ekspor Indonesia terkena dampak dan mengalami perlambatan ekonomi, maka Indonesia akan terkena dampaknya baik secara langsung maupun tidak langsung.
Budi juga menilai meskipun kemungkinan tarif akan lebih tinggi terhadap produk-produk Tiongkok, peluang Indonesia untuk mengisi pasar AS yang ditinggalkan oleh Tiongkok sangat terbatas.
Produk China yang memiliki keunggulan kompetitif dinilai akan sulit menggantikan produk Indonesia dalam jangka pendek.
Menurut jajak pendapat dan media besar AS pada tanggal 6 November, Donald Trump memenangkan pemilihan presiden AS tahun 2024, mengalahkan saingannya dari Partai Demokrat dan Wakil Presiden saat ini Kamala Harris.
Associated Press melaporkan pada tanggal 8 bahwa Presiden Trump memiliki 295 suara elektoral, melebihi ambang batas 270 electoral college yang dibutuhkan untuk memenangkan pemilihan presiden AS.
Sedangkan Harris sejauh ini baru memperoleh 226 suara dari Electoral College.
Namun pemilu presiden AS 2024 belum usai. Sebab, masih ada prosedur yang harus diselesaikan sebelum Trump resmi terpilih dan dilantik menjadi presiden.
Leave a Reply