Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengungkapkan Program Optimalisasi Lahan Basah (OPLA) seluas 40 ribu hektare di Kabupaten Merauke di Papua Selatan telah menunjukkan hasil yang signifikan.
“Dulu, daerah ini tidak bisa menghasilkan tanaman karena banjir. Namun tantangan ini bisa diatasi dengan pekerjaan konstruksi untuk mengoptimalkan lahan basah. Program ini tidak hanya akan meningkatkan produktivitas pertanian, tetapi juga akan membangkitkan motivasi para petani,” kata Wakil Menteri Pertanian Jakarta dalam keterangannya, Jumat.
Wakil Menteri Pertanian yang akrab disapa Mas Dar mengatakan salah satu daerah yang menjadi sentra pangan program tersebut adalah Desa Telagasari.
Berhasil menyelesaikan 888 hektar lahan yang dapat digunakan di kabupaten tersebut yaitu 1.058 hektar. Saat ini kita memasuki masa panen ketiga sejak program ini dimulai.
Wamentan juga menegaskan Kabupaten Merauke mempunyai potensi yang istimewa. Untuk mendukung pertanian di wilayah tersebut, pihaknya merekrut petani milenial dan petani lokal Papua yang dilatih cara bertani modern.
Kementerian Pertanian memberikan dukungan permesinan, teknologi, dan metode yang efektif sehingga meningkatkan produktivitas tanaman sekitar 30 persen, baik dari luas lahan yang dikelola maupun hasil per hektar.
“Ini merupakan langkah awal bagi petani untuk beralih dari cara manual dan tradisional ke mekanisasi yang lebih efisien,” imbuhnya.
Wamentan menegaskan, Kementan terus memberikan bantuan menyeluruh, mulai dari pupuk, benih, pelatihan, hingga bahan bakar, demi terwujudnya pengelolaan pertanian terbaik di Merauke.
Meski terdapat perbedaan pendapat mengenai kompleksitas pangan dan optimalisasi lahan, namun Wamentan menegaskan tujuan swasembada pangan tetap menjadi prioritas penting.
“Kami berkomitmen untuk terus bekerja tanpa kenal lelah untuk menyediakan pangan yang cukup bagi masyarakat Indonesia,” kata Wamentan.
Leave a Reply