Selasa 10.12
Ya, umumnya mereka ingin segera pulang dan yakin akan tinggal di mana, kata Pramono, Kamis di SDN 09 Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Seolah-olah dia melihat di tengah-tengah api. “Rumahnya kecil, suaminya ada di atas, dia meninggalkannya. Semuanya terbakar,” katanya.
Menurut Pramono, kawasan ini sering terdampak kebakaran. Oleh karena itu, langkah-langkah tambahan diperlukan untuk mencegah kebakaran tersebut.
Pramono banyak menerima pertanyaan dari warga terdampak kebakaran terkait tempat tinggalnya.
“Keluhannya hanya setelah ini, apa yang terjadi pada mereka di tempat tinggalnya. Itu hampir seluruh permasalahannya,” kata Pramono.
Selain itu, Pramono menyambut baik permintaan Direktur Jenderal Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla yang meminta pemerintah memindahkan korban kebakaran ke rumah susun (rusun). Meski demikian, Pramono masih perlu mempelajari penerapannya.
Pramono melanjutkan, melihat apa yang terjadi, masyarakat yang sedang menghadapi masalah pasti mengira pasti ada tempat yang bagus dan indah.
“Kalau Pak JK yang menawarkan ini, tentu pemda akan mengkaji tuntas ke Sekretariat Negara karena ini Kemayoran di Sekretariat Negara,” ujarnya.
Di sisi lain, Pramono juga mengapresiasi upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan tingkat pihak terkait (mitra) yang memberikan bantuan administratif sehingga berdampak pada kehidupan masyarakat dan anak.
Kebakaran di kawasan perumahan di Jalan Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Selasa (12/10) siang disebut bermula dari rumah seorang pengguna sampah plastik berinisial J.
Petir dengan cepat menyebar dan membakar seluruh bagian bangunan permanen di kawasan tersebut.
Akibat kebakaran di kampung padat penduduk tersebut, 1.800 jiwa dari 600 KK dan tujuh keluarga tetangga (RT) yaitu RT 03, 04, 05, 06, 07, 08 dan 09 (bersama RW 05).
Leave a Reply