Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Oposisi Korsel tegaskan tak akan ajukan pemakzulan presiden ad interim

Ankara (ANTARA) – Partai oposisi utama Korea Selatan pada Minggu (15/12) menyatakan tidak akan mengusulkan pemakzulan Perdana Menteri dan Penjabat Presiden Han Duck-soo atas kegagalan upaya penerapan darurat militer awal bulan ini.

Presiden Yoon Suk Yeol saat ini menangguhkan tugasnya sebagai presiden karena penerapan darurat militer.

Pemimpin Partai Demokrat Lee Jae-myung, kepada kantor berita Yonhap, mengatakan kepada wartawan bahwa dia telah berbicara dengan Han dan mendesak Han untuk tetap “netral” dan tidak memihak secara politik.

Perdana Menteri Han menjabat sebagai penjabat presiden segera setelah Yoon diberhentikan dari tugasnya setelah dimakzulkan oleh parlemen dalam pemungutan suara pada Sabtu (14/12).

Meski demikian, hasil pemungutan suara tersebut masih memerlukan konfirmasi dari Mahkamah Konstitusi Korea Selatan.

Lee mengatakan tidak perlu lagi terjadinya ketidakstabilan politik di negaranya.

Partai Demokrat akan aktif bekerja sama dengan semua pihak untuk menstabilkan urusan negara dan memulihkan kepercayaan internasional, ujarnya.

“Majelis Nasional dan pemerintah akan bekerja sama untuk segera menyelesaikan krisis yang menimpa Republik Korea,” tambahnya.

Lee juga mendesak Mahkamah Konstitusi segera memutuskan gugatan pemecatan Yoon dari jabatannya.

Kekuasaan Yoon akan tetap ditangguhkan sampai pengadilan memutuskan apakah akan mempertahankan atau membatalkan pemakzulannya.

Pengadilan memiliki waktu hingga 180 hari untuk memutuskan. Jika Yoon diberhentikan, pemilihan nasional akan diadakan untuk memilih penggantinya dalam waktu 60 hari.

Permohonan surat perintah penangkapan

Sementara itu, jaksa pada hari Minggu meminta surat perintah penangkapan terhadap kepala Komando Perang Khusus Angkatan Darat Korea Selatan atas perannya dalam memberlakukan darurat militer pada tanggal 3 Desember, menurut Yonhap.

Surat perintah itu diajukan untuk penangkapan Letjen. Jenderal. Kwak Jong-keun atas tuduhan pengkhianatan dan penyalahgunaan kekuasaan.

Kwak diduga mengirim pasukan ke kompleks gedung Majelis Nasional pada malam tanggal 3 Desember dan berkonspirasi dengan Yoon dan mantan Menteri Pertahanan Kim Yong-hyun untuk “menghasut kerusuhan yang bertujuan menggulingkan konstitusi”.

Kwak saat ini diskors dari tugasnya dan dikenakan larangan bepergian karena penyelidikan yang sedang berlangsung terhadap deklarasi darurat militer Yoon.

Penjabat presiden sedang berbicara dengan Biden

Dalam percakapan telepon dengan Presiden AS Joe Biden pada hari Minggu, Han berjanji untuk menjaga dan mengembangkan aliansi kedua negara.

Dalam perbincangan selama 16 menit tersebut, Han menyatakan bahwa pemerintahannya akan menjaga kebijakan diplomatik dan keamanan tanpa “intervensi” serta memastikan aliansi Korea Selatan-AS tetap terpelihara dan berkembang.

Han menekankan pentingnya memperkuat postur pertahanan bersama Korea Selatan dan Amerika Serikat untuk mengatasi berbagai tantangan bersama, termasuk ancaman nuklir Korea Utara dan semakin eratnya kerja sama antara pemerintah Rusia dan Korea Utara.

Sementara itu, menurut kantor Han, Biden menyatakan keyakinannya terhadap demokrasi Korea Selatan.

“Aliansi Korea Selatan-AS yang kuat masih sulit dipercaya, dan dia (Biden) akan terus bekerja sama dengan Korea Selatan untuk pengembangan dan penguatan aliansi Korea Selatan-AS dan kerja sama Korea Selatan-AS-Jepang,” kata Biden.

Sumber: Anadolu

Presiden Korea Selatan mencabut darurat militer setelah ditolak oleh 190 anggota DPRK

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *