BEIJING (ANTARA) – Menteri Investasi dan Hilirisasi/Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rozan Roslani memperkirakan potensi investasi baru Tiongkok di Indonesia masih tinggi.
“China merupakan salah satu negara FDI (foreign direct investment) terbesar. Kami melihat potensinya ke depan masih luar biasa,” ujarnya kepada ANTARA, Jumat (20/12).
Kunjungan Rosang ke Indonesia adalah untuk mempromosikan investasi di Indonesia.
Ia mengatakan kunjungannya menghasilkan komitmen investasi sebesar US$7,4 miliar (sekitar 120,7 triliun rubel) dari Tiongkok.
Rosen menambahkan: “Kami berharap investasi dari Tiongkok akan terus tumbuh… (tidak hanya itu, tetapi juga) dari pengembangan sumber daya manusia kami.”
Dalam pertemuan dengan beberapa pengusaha Tiongkok, dia mengatakan mereka juga mengeluhkan kemudahan berusaha di Indonesia, termasuk proses perizinannya.
“Harus kita akui juga (prosesnya) di Indonesia masih cukup panjang,” kata Rozang.
“Mereka memberi contoh bahwa (Indonesia) punya waktu lebih banyak dibandingkan negara lain dan itu investasi yang sangat bagus. Itu yang kita butuhkan.”
Rozan mendorong para pengusaha Tiongkok untuk memberikan masukan bagi ekosistem bisnis Indonesia.
“Kita juga perlu mendengarkan mitra kita dan memahami kebutuhan mereka,” katanya.
Kementerian Investasi/BKPM menargetkan realisasi investasi sebesar Rp1,65 triliun pada tahun 2024 dan meningkatkan serapan tenaga kerja sebanyak 2,12 juta orang.
Investasi pada semester I tahun ini mencapai Rp 829,9 triliun, memenuhi 50,3% target dan menyerap lebih dari 1,2 juta tenaga kerja.
Target investasi tahun depan ditingkatkan menjadi 1,906 triliun rupiah dan menyerap tenaga kerja sebanyak 2,45 juta orang.
Data BKPM menunjukkan, sejak 2019 hingga paruh pertama 2024, investasi Tiongkok di Indonesia mencapai US$32,2 miliar (sekitar Rp 525,17 triliun).
Leave a Reply