Denpasar (ANTARA) – Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Marie Ilka Pangsto menilai konsep Hindu di Bali yakni Trihita Karana relevan sebagai pedoman tujuan pembangunan berkelanjutan.
“Nilai-nilai Tri Heta Karna dapat menjadi pedoman kita dalam menghadapi tantangan saat ini, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan memberikan kita peta jalan menuju masa depan yang lebih berkelanjutan, Tri Heta Karna sejalan dengan prinsip-prinsip Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,” ujarnya. dikatakan.
Pada Indonesia Future Forum yang digelar di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Terat Bali, Senin, ia mengatakan konsep Terah Heta Karana yakni mengedepankan keseimbangan antara manusia, alam, dan Tuhan sejalan dengan agenda pembangunan berkelanjutan. .
Dengan nilai-nilai tersebut, menurut Marie Elka, masyarakat dapat berperan penting dalam mencapai tujuan global tersebut.
Dikatakannya, Indonesia dengan kekayaan budaya dan sumber daya alam yang melimpah, kini berada di ambang transformasi besar menuju Indonesia Emas 2045.
Mewujudkan Indonesia Emas 2045 memerlukan kerja sama yang kuat dari seluruh lapisan masyarakat, mulai dari pemerintah, swasta, hingga masyarakat sipil.
Menurut Dewan Ekonomi Nasional, koordinasi yang lebih erat adalah kunci dalam menghadapi tantangan kompleks seperti perubahan iklim, kesenjangan, dan gangguan teknologi.
Pentingnya Terihita Karna tidak hanya dalam implementasi tujuan pembangunan berkelanjutan, Menteri Komunikasi dan Digital Mitya Hafid yang turut hadir melihat konsep ini sebagai wadah penciptaan masa depan Indonesia.
Menurutnya, di tengah tantangan global yang semakin kompleks, Indonesia sebagai bangsa yang kaya akan keberagaman agama, budaya, dan suku telah membuktikan bahwa perbedaan justru bisa menjadi kekuatan.
“Tantangan-tantangan ini menuntut kita untuk mencari solusi tidak hanya berdasarkan inovasi, tetapi juga nilai-nilai toleransi, kerjasama dan kemanusiaan,” kata Matia.
Doa bersama semua agama dalam Forum Bersatu Indonesia untuk Kerukunan Masa Depan di KEK Kora-Kora Bali Denpasar, Senin (16/12/2024) (ANTARA/ho-Bersatu Dalam Keberagaman)
Ketua Yayasan United in Diversity (UID) Tantawi Yahya, selaku penyelenggara pertemuan KEK Kura-Kura Bali mengatakan, forum tersebut bertujuan untuk mempersatukan seluruh pengambil kebijakan.
“Kehadiran semua orang di sini dari seluruh penjuru dunia mencerminkan komitmen kita bersama untuk membangun masa depan yang lebih harmonis dan berkelanjutan,” ujarnya.
Tantowi ingin mendorong kolaborasi lintas sektor dan mengedepankan nilai-nilai keberagaman sehingga pemerintah, swasta, masyarakat sipil, dan akademisi dapat mewujudkan Indonesia yang lebih baik.
Pada pertemuan ini, diadakan doa bersama internasional untuk menciptakan suasana harmoni dan toleransi, sebagai pengingat akan perlunya perdamaian dan harmoni dalam solusi modern.
“Forum ini terinspirasi dari visi Indonesia Emas 2045, dimana masyarakat hidup harmonis, sejahtera dan stabil, serta bertujuan pembangunan berkelanjutan,” kata Tantavi Yahya.
Leave a Reply