JAKARTA (ANTARA) – Akademi Masyarakat Tumbuhan Yogyakarta (AKPY) berkomitmen memperkuat organisasi usaha kecil, menengah, dan koperasi (UKMK), sebagai langkah menuju kemandirian pangan dan energi.
Direktur AKPY Sri Gunawan mengatakan, salah satu dukungan yang diberikan adalah dengan menyelenggarakan lokakarya bersama Indonesia Sawit Center bertajuk “Penguatan Kelembagaan UKM Kelapa Sawit: Mendorong Kemandirian Pangan dan Energi” di Jambi yang merupakan salah satu penghasil kelapa sawit terbesar. perkebunan kelapa sawit mencapai 1.134.640 hektar (ha).
“Dalam aksi ini kami ingin memperkuat kelembagaan UKMK, Koperasi, KUD, kelompok tani (organisasi, manajemen, keuangan dan hukum),” ujarnya dalam keterangannya, Rabu di Jakarta.
Selain itu, katanya lagi, juga melahirkan wirausaha baru, UKMK di bidang kelapa sawit, penciptaan pangan dan energi bagi desa mandiri, peningkatan produksi, mutu, kuantitas dan kualitas kelapa sawit serta kerjasama yang erat antar perusahaan.
Menurutnya, yang lebih penting adalah petani UKMK mempunyai akses terhadap program Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) berupa Kilang Minyak Rakyat (PSR), sarana dan prasarana (sarpras), sertifikasi ISPO, dan kerja sama.
Sri Gunawan menambahkan, seminar dua hari tersebut diikuti oleh 40 petani dari Kabupaten Muara Jambi, Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur, dan Batanghari.
Berbagai sumber disampaikan di sana, antara lain: peran BPDPKS dalam pembinaan usaha kecil menengah dan koperasi (UKMK), sumber daya penguatan kelembagaan, tata kelola dan sejenisnya.
Peran UKM dalam industri kelapa sawit (peluang dan tantangan); Praktik pembuatan fasilitas untuk meningkatkan produksi kelapa sawit; Manajemen dan sertifikasi produk; Penerapan praktis program UKMK untuk menerima dana BPDPKS.
“Upaya penguatan kelembagaan kelapa sawit di kalangan UKM khususnya petani harus dilakukan secara berkala dan berkelanjutan,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa peningkatan kualitas pangan dan energi di pabrik kelapa sawit mandiri dan desa merupakan upaya menjawab berbagai tantangan, antara lain kedaulatan pangan (berkurangnya produksi dan pengendalian HPT) dan kemandirian energi.
Ia juga menambahkan, harapannya para petani dapat memberdayakan daerahnya untuk mandiri pangan dan energi, menggunakan kurma yang tidak berminyak, dan tidak bergantung pada daerah luar.
Selain itu, kelembagaan UKMK yang sehat dan mandiri dapat mengakses program BPDPKS untuk mewujudkan masyarakat mandiri pangan dan energi, kata Sri Gunawan.
Leave a Reply