Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Sri Mulyani: Daya beli masyarakat dan ekspor topang kinerja ekonomi

JAKARTA (ANTARA) – Menteri Keuangan Mulyani Indrawati menilai daya beli masyarakat yang cukup kuat dan kinerja ekspor yang stabil menjadi fondasi utama penopang pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2024.

Diketahui, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 4,95% (year-on-year) pada triwulan III tahun 2024. Menurut dia, struktur perekonomian Indonesia tetap tangguh dari sisi belanja, permintaan agregat, dan produksi.

“Jika kita melihat komposisi pengeluaran dan permintaan agregat serta sisi produksi, konsumsi rumah tangga sebesar 4,91% masih sebanding dengan keadaan triwulan II tahun 2024. Sebaliknya jika kita melihat investasi dan pembentukan modal domestik bruto. PMTB kali ini pertumbuhannya sebenarnya lebih baik dan kuat dibandingkan triwulan sebelumnya yakni 5,15%,” kata Mulyani dalam konferensi pers APBN di Jakarta, Jumat. Itu tadi

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 4,9% dipimpin oleh kegiatan non-inti seperti hotel, transportasi dan komunikasi. Hal ini mencerminkan daya beli masyarakat tetap tangguh.

Pemerintah sendiri mencatatkan kontribusi yang signifikan melalui belanja pemerintah, yaitu meningkat sebesar 4,62 persen. Mulyani memuji belanja pemerintah pusat, yang meningkat 14% tahun-ke-tahun, yang mendorong perekonomian pada kuartal ketiga tahun ini.

Selanjutnya, sektor ekspor juga menunjukkan kinerja yang kuat dibandingkan triwulan sebelumnya dengan pertumbuhan sebesar 9,09%. Hal ini mencerminkan peningkatan permintaan dari sejumlah mitra dagang utama, termasuk Tiongkok, yang juga mencatat pertumbuhan ekspor yang kuat.

Namun Menkeu mengaku khawatir kenaikan impor akan mencapai dua digit yakni mencapai 11,47% pada periode yang sama dan kemungkinan akan membebani neraca perdagangan.

“Kami juga khawatir dengan pertumbuhan impor sebesar dua digit sebesar 11,47%. Jika ekspor dikurangi impor, dalam hal ini impor akan menjadi 20% dari PDB, yang merupakan faktor negatif ke rekening dagang kita,” jelasnya.

Lebih lanjut Bendahara Negara menjelaskan, dari sisi produksi, industri pengolahan menunjukkan perbaikan pada triwulan III tahun 2024 dengan laju pertumbuhan sebesar 4,72%, lebih baik dibandingkan laju pertumbuhan dua triwulan sebelumnya yang masing-masing sebesar 4,89% dan 4,64%.

Penyumbang utama pertumbuhan sektor manufaktur adalah industri logam dasar sebesar 12,4 persen, disusul industri elektronik sebesar 7,3 persen, dan industri makanan dan minuman (MAMIN) sebesar 5,8 persen.

Sementara itu, manufaktur padat karya juga menjadi pendorong pertumbuhan yang penting, terutama seiring dengan semakin seriusnya tantangan perekonomian global.

Mulyani mengatakan sektor manufaktur dan perdagangan padat karya masih menjadi perhatian pemerintah, mengingat pentingnya kedua sektor tersebut dalam menciptakan lapangan kerja dan mendukung daya saing Indonesia di pasar global.

Secara keseluruhan, tingkat pertumbuhan ekonomi melambat menjadi 4,95%, namun kinerja dasarnya tetap kuat.

Pemerintah akan terus memastikan kebijakan moneter mendukung stabilitas perekonomian, khususnya dalam rangka mengatasi tantangan global seperti persaingan perdagangan antar negara dan tekanan terhadap neraca perdagangan.

“Hal ini harus menjadi perhatian kita semua, dan dalam hal ini juga kepada Presiden Prabowo yang telah mendesak para menterinya untuk mendukung pengembangan manufaktur dan perdagangan kedua negara,” ujarnya. “Kami mohon koordinasi terus dilakukan mengenai pembangunan,” imbuhnya. uang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *