Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

PT FI sudah revegetasi sekitar 60 persen area tambang Grasberg

Mimika, Papua Tengah (ANTARA) – PT Freeport Indonesia (PTFI) telah menghijaukan kembali lahan pertambangan Grasberg sekitar 570 hektare, setara dengan 60% dari total target sekitar 920 hektare.

Sena Indra Wiguna, Manajer Konstruksi PT FI di Grasberg, Selasa di Kantor Pusat PT FI di Grasberg, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, mengatakan: “Kami sudah menghijaukan sekitar 570 hektar, kami sedang menanam tanaman, miliaran Angka ini bisa mencapai lebih dari 60%.

PT FI resmi menghentikan operasi penambangan di ruang terbuka Grasberg sejak April 2020.

Sena mengatakan pihaknya sedang melakukan pembersihan dan penghijauan kawasan secara bertahap.

Dikatakannya: “Ini terjadi secara bertahap, setiap tahunnya ada targetnya, misalnya tahun 2024, sesuai target Rencana Renovasi 5 tahun, tahun 2024 targetnya 65 hektar.”

Tahun 2025 target luasnya 35 hektar, tahun 2026 luasnya 35 hektar. Rencana pembersihan akan berakhir pada tahun 2026.

“Setelah itu, kami akan melakukan rencana lima tahun lagi hingga tahun 2041,” ujarnya.

Ia mengatakan perencanaan dan pelaksanaan reklamasi dan revegetasi telah sesuai dengan peraturan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Mengenai biaya reklamasi dan reboisasi, Sena mengatakan biayanya bervariasi tergantung kondisi lahan, namun berkisar 250.000 USD/hektar.

“Reklamasi dilakukan dengan berbagai macam pekerjaan, mulai dari penimbunan tanah, penambahan kapur agar tanah tidak terlalu asam, meratakan lereng dan kemudian menanam tanaman,” jelasnya.

Ia mengatakan, kawasan pertambangan Grasberg telah beroperasi sekitar 30 tahun, yakni sejak 1990 hingga April 2020.

“Daerah ini menghasilkan sekitar 1,4 miliar ton batuan mineral dan sekitar 3,4 miliar ton material yang tidak memiliki nilai ekonomi,” ujarnya.

Ia menambahkan, satu ton material yang ditambang menghasilkan sekitar 10kg tembaga dan 1-1,1 gram emas.

Sementara itu, Dita Hutama, Direktur PT FI Highland, mengatakan intervensi terhadap vegetasi di kawasan eks pertambangan Grasberg dilakukan dengan menanam pohon-pohon alami di kawasan tersebut.

“Kami menggunakan vegetasi alami, yang tren di sini adalah halaman rumput,” ujarnya.

Ia mengatakan, kondisi permukaan tanah di ketinggian di atas 4.000 meter di atas permukaan laut berbeda dengan di ketinggian lebih rendah. Ketinggian di area penambangan mencapai sekitar 4.285 meter di atas permukaan laut.

“Kami tidak punya bahan referensi, kami melakukannya sendiri, kami mengujinya sendiri, karena tidak ada negara lain yang memiliki wilayah pertambangan di ketinggian ini,” ujarnya.