Jakarta (Antara) – Pemerintah menghimpun dana senilai Rp22 triliun dari lelang surat utang negara (SUN) pada 10 Desember 2024.
Penawaran di masa depan untuk lelang ini mencapai $38,98 triliun, kata Direktorat Jenderal Pengelolaan Keuangan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan dalam pernyataannya di Jakarta, Selasa.
Dari delapan seri SUN yang dilelang, pemerintah baru menerima dana dari enam seri, antara lain FR0104 (Reopening), FR0103 (Reopening), FR0098 (Reopening), FR0097 (Reopening), FR0102 (Reopening), dan Termasuk FR0105 (reopening). .
Sedangkan untuk seri SPN12250314 (reopening) dan SPN12251211 (penerbitan baru), pemerintah memutuskan untuk tidak menarik dana meski mendapat penawaran masa depan masing-masing sebesar Rp 2,04 triliun dan Rp 3,04 triliun.
Daya tarik tertinggi datang dari seri FR0103 yang meraup Rp 11,15 triliun dengan rata-rata tertimbang imbal hasil sebesar 7,02318 persen.
Volume penawaran selanjutnya untuk seri ini yang berakhir pada 15 Juli 2035 mencapai Rp16,31 triliun dengan imbal hasil terendah 6,98 persen dan imbal hasil tertinggi 7,19 persen.
Untuk seri FR0104, nominal kemenangannya mencapai Rp 6,7 triliun dengan rata-rata return 6,86962 persen.
Jumlah penawaran berjangka pada seri yang berakhir pada 15 Juli 2030 ini mencapai Rp7,87 triliun dengan imbal hasil terendah sebesar 6,82 persen dan imbal hasil tertinggi sebesar 7,05 persen.
Untuk seri FR0098, nominal kemenangannya mencapai Rp 2,6 triliun dengan rata-rata return 7,08881 persen.
Volume penawaran berikutnya untuk seri yang jatuh tempo pada 15 Juni 2038 mencapai Rp3,4 triliun dengan imbal hasil terendah sebesar 7,03 persen dan imbal hasil tertinggi sebesar 7,2 persen.
Untuk seri FR0097, langganan yang menang mencapai Rp 1,15 triliun dengan rata-rata return 7,09992 persen.
Volume penawaran berikutnya untuk seri yang jatuh tempo pada 15 Juni 2043 mencapai Rp2,52 triliun dengan imbal hasil minimum 7,09 persen dan imbal hasil maksimum 7,25 persen.
Untuk seri FR0102, nominal kemenangannya mencapai Rp 300 miliar dengan rata-rata return 7,10797 persen.
Volume penawaran ke depan seri ini yang berakhir pada 15 Juli 2054 mencapai Rp 1,67 triliun dengan imbal hasil terendah sebesar 7,05 persen dan imbal hasil tertinggi sebesar 7,21 persen.
Untuk seri FR0105, nominal kemenangannya mencapai Rp 100 miliar dengan rata-rata hasil 7,12254 persen.
Volume penawaran selanjutnya untuk seri yang diselesaikan pada 15 Juli 2064 mencapai Rp2,13 triliun dengan imbal hasil terendah 7,08 persen dan imbal hasil tertinggi 7,18 persen.
Lelang SUN digelar untuk memenuhi sebagian target pendanaan dalam APBN 2024.
Berdasarkan data terkini Kementerian Keuangan per 31 Oktober 2024, pembiayaan utang sebesar Rp438,1 triliun atau setara 67,6 persen dari target APBN.
Porsi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) untuk pembiayaan utang sebesar Rp394,9 triliun atau setara 59,3 persen dari target. Sedangkan komponen utang sebesar Rp43,2 triliun.
Di sisi lain, pembiayaan non utang tercatat sebesar Rp 53,2 triliun. Dengan demikian, pendanaan anggaran per 31 Oktober 2024 sebesar Rp383 triliun atau setara 73,3 persen dari target APBN.
Leave a Reply