Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Kemenpar sarankan industri lakukan diversifikasi atasi PPN 12 persen

Jakarta (ANTARA) – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menyarankan industri pariwisata melakukan diversifikasi produk untuk mengatasi dampak kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12% yang akan diberlakukan tahun depan.

“Kami menyerukan kepada industri kami, yang bergerak di bidang jasa dan produk pariwisata, untuk memastikan diversifikasi produk untuk mencegah perubahan permintaan pariwisata,” kata Deputi Produk Pariwisata dan Organisasi Kegiatan (Events) Kementerian. Bidang Pariwisata, Vinsensius Jemadu dalam konferensi pers akhir tahun (JPAT) 2024 di Jakarta, Jumat.

Vinsensius memperkirakan kenaikan PPN sebesar 12 persen akan berdampak pada permintaan pariwisata dan pasokan produk pariwisata.

Ia melihat ada kemungkinan wisatawan yang sebelumnya menyukai dan membeli produk yang berkualitas dan mahal akan beralih membeli produk dengan harga lebih murah.

Dengan adanya diversifikasi produk, diharapkan wisatawan akan terus memiliki lebih banyak pilihan. Sedangkan dari sisi pelaku ekonomi, mereka bisa mempertahankan pendapatannya.

Namun Vincent menegaskan, dengan diversifikasi produk yang ditawarkan maka kualitasnya tetap terjaga dan kualitas produknya tidak berkurang.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana mengatakan Kementerian Pariwisata akan mendukung keputusan tersebut dengan beberapa pertimbangan.

Menurut dia, jika kebijakan tersebut berdampak pada sektor pariwisata, pihaknya akan berusaha membantu wisatawan mendapatkan pengalaman perjalanan yang menarik. Contohnya adalah penyediaan paket perjalanan yang terjangkau.

Misalnya, kami akan membuat paket perjalanan terjangkau yang dapat memberikan keringanan kepada wisatawan yang terdampak PPN 12%, kata Widiyanti.

Ni Made Ayu Marthini, Deputi Pemasaran Kementerian Pariwisata, menambahkan pariwisata merupakan salah satu industri dengan pertumbuhan tercepat.

Made yakin masyarakat tetap ingin bepergian meski suatu negara sedang dilanda konflik. Dalam konteks ini, industri perlu lebih inovatif dalam mencari program atau menyediakan paket perjalanan yang menarik.

Industri pariwisata dan asosiasi pariwisata juga harus bekerja sama untuk menyediakan produk dan fasilitas pariwisata yang berkualitas.

“Ada beberapa hal yang perlu diseimbangkan antara jumlah orang yang masuk ke dalam negeri, wisatawan inbound atau wisatawan mancanegara, dan pergerakan wisatawan nusantara,” ujarnya.

Oleh karena itu, kampanye seperti “Just Di Indonesia”, “Cinta Indonesia” dan pembuatan website menarik lebih banyak dipromosikan. Diharapkan mereka bisa membaca tren minat wisatawan saat ini.

“Jadi kami tahu trennya dan tahu seberapa strategis orang-orang yang kami targetkan. “Misalnya dia suka makan, suka olah raga, makanya kita buatkan acara, konsep,” kata Made.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *