Pemerintah Inggris mengkonfirmasi pada Minggu (15/12) bahwa mereka telah menjalin “kontak diplomatik” dengan Hayat Tahrir al-Sham (HTS), kelompok Suriah yang baru-baru ini menggulingkan rezim Bashar al-Assad.
“Kami ingin melihat pemerintahan yang representatif, pemerintahan yang inklusif. Kami ingin simpanan senjata kimia dilindungi dan tidak digunakan, dan kami ingin memastikan kekerasan tidak berlanjut,” kata Menteri Luar Negeri David Lammy, menurut BBC . .
Lemmy mengklarifikasi, kontak tersebut bukan berarti dirinya menghubungi HTS secara pribadi. Ia menegaskan, interaksi tersebut dilakukan melalui jalur diplomatik dan intelijen.
“Untuk semua alasan ini, melalui semua saluran yang kami miliki, baik saluran diplomatik maupun intelijen, kami berusaha menjalin kontak dengan HTS di mana pun berada,” tambahnya.
Pengungkapan ini bertepatan dengan pengumuman Inggris mengenai paket bantuan kemanusiaan senilai £50 juta (sekitar Rp 1,01 triliun) untuk mendukung warga Suriah yang rentan terkena dampak krisis saat ini.
Lemmy menegaskan kembali bahwa tujuan utama Inggris adalah membantu rakyat Suriah berkontribusi terhadap stabilitas regional.
Pengumuman tersebut menyusul pernyataan Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken yang pada Sabtu (14/12) mengonfirmasi bahwa AS telah menjalin “kontak langsung” dengan HTS, yang saat ini menguasai sebagian besar wilayah Suriah.
Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Sir Keir Starmer mengatakan belum ada keputusan yang diambil mengenai apakah akan menghapus HTS dari daftar organisasi teroris terlarang di Inggris.
Pada tahun 2017, HTS ditetapkan sebagai organisasi teroris karena tergolong sebagai “nama alternatif” untuk al-Qaeda.
Sumber: Anadolu-OANA
Leave a Reply