Denpasar (ANTARA) – Ketua Mitra Parlemen ASEAN untuk Hak Asasi Manusia (APHR) Charles Santiago mengatakan tahun depan APHR akan fokus pada ancaman terhadap anggota parlemen perempuan di kawasan Asia Tenggara.
“Kami punya program bernama ‘Risk Parliamentarians’ yang dulu kami fokuskan pada pencemaran nama baik, penghasutan, dan sebagainya,” kata Santiago saat konferensi pers APHR di Denpasar, Minggu.
Dan pada tahun 2025, lanjut Santiago, program tersebut akan menyasar serangan terhadap anggota parlemen perempuan di kawasan Asia Tenggara.
Ia juga meminta semua pihak untuk mempertimbangkan perempuan yang mempertaruhkan nyawanya untuk menegakkan kebenaran.
“Bukan hanya dukungan fisik, solidaritas, dan dukungan kami, tapi kami harus meminta pemerintah kami untuk mendukung mereka,” kata Santiago.
Pada kesempatan yang sama, anggota parlemen perempuan dari Malaysia, Thailand, dan Filipina berbagi cerita perjalanan mereka sebagai anggota parlemen di negaranya masing-masing.
Syerleena Abdul Rashid dari Malaysia mengatakan dia menjadi sasaran serangan dunia maya dan menyebutnya sebagai seorang liberal dan tidak beriman dan sering ditanya mengapa dia tidak mengenakan jilbab.
Sementara itu, anggota parlemen Filipina France Castro mengatakan dia dianiaya saat memperjuangkan penentuan nasib sendiri dan hak atas tanah leluhur suku Lumad di Filipina.
Castro mengatakan, tanah leluhur suku Lumad memiliki aspek ekonomi sehingga banyak perusahaan pertambangan yang ingin mengakuisisi tanah leluhur suku tersebut.
Jangrew dari Thailand juga berbagi kisahnya menerima “ujaran kebencian” dan komentar misoginis sebagai anggota parlemen Thailand.
Parlemen Hak Asasi Manusia ASEAN (APHR) mengadakan media briefing bertajuk “Anggota Parlemen yang Berisiko dan Tantangan Lain terhadap Demokrasi dan Hak Asasi Manusia di Asia Tenggara” di Denpasar, Bali.
APHR terus menyerukan kepada seluruh pemangku kepentingan dan mitra internasional untuk melakukan upaya bersama untuk melindungi anggota parlemen yang berisiko di kawasan ASEAN.
Acara tersebut dihadiri oleh mantan Menteri Luar Negeri Thailand Kasit Piromya, Ketua Mitra APHR dan mantan Anggota Parlemen Malaysia Charles Santiago serta mantan Anggota DPR RI Taufik Basari.
Turut hadir dalam acara tersebut Anggota Parlemen Filipina Perancis Castro, Anggota Parlemen Thailand Chonthica “Lookkate” Jangrew dan Anggota Parlemen Malaysia Syerleena Abdul Rasyid.
Leave a Reply