Bengkulu (Antara) – Universitas Bengkulu bersama UGM akan segera membangun instalasi biogas di kepulauan Pulau Engano, Provinsi Bengkulu.
“Menurut informasi yang kami terima, harga LPG nonsubsidi di Enggano lebih mahal dibandingkan di Kota Bengkulu (atau wilayah Bengkulu di daratan Pulau Sumatera), sehingga kami akan membangun pabrik biogas di Enggano,” ujarnya. Wakil Rektor Akademik. Urusan Prof. kata Mochamad Lutfi Firdaus, Jumat di Bengaluru.
Ia mengatakan, Kursus Kerja Nyata (KKN) yang akan dilaksanakan pada pertengahan tahun 2025, akan mencakup program pengabdian masyarakat di Universitas Bengkulu dan UGM.
“Kami mempunyai ide untuk menerapkan biogas karena sapi, cukup banyak sapi, kotoran sapi sebagai bahan baku biogas. Insya Allah implementasi biogas akan kami lakukan pada kegiatan karya nyata penonton selanjutnya, katanya.
Dengan adanya program biogas saat ini, menurutnya, masyarakat diharapkan dapat menggunakan pilihan energi yang lebih terjangkau.
Selain biogas, Universitas Bengkulu telah membangun pembangkit listrik tenaga surya di Engano dalam upaya menyediakan energi yang cukup bagi pulau di tengah Samudera Hindia itu.
“Selain biogas, kemarin (pengembangan) energi surya dilakukan oleh teman-teman Fakultas Pertanian, Teknik, dan MIPA Universitas Bengkulu,” kata Lutfi.
Pulau Engano berjarak sekitar 156 km atau 90 mil laut dari kota Bengkulu. Untuk mencapai pulau di luar Indonesia, wisatawan dapat menggunakan transportasi laut atau udara.
Berlayar menuju Pulau Engano memakan waktu 12 jam atau saat cuaca buruk bisa memakan waktu hingga 18 jam, sedangkan menggunakan pesawat pilot membutuhkan waktu sekitar 35 menit. Kedua moda transportasi ini tidak beroperasi setiap hari, melainkan dua kali dalam seminggu.
Leave a Reply