Jakarta (ANTARA) – Format baru NBA All-Star Game 2025 menuai kritik pedas dari salah satu bintang senior liga Phoenix Suns, Kevin Durant, yang dengan tegas menyatakan ketidakpuasannya terhadap perubahan yang dilakukan NBA.
“Saya membencinya, saya sangat membencinya,” kata Durant beberapa saat setelah NBA mengumumkan format baru untuk pertandingan tengah musim, menurut ESPN.
Format baru ini akan mengubah permainan tradisional menjadi turnamen satu malam yang terdiri dari empat tim. Tiga tim masing-masing terdiri dari delapan pemain All-Star, sedangkan tim keempat akan terdiri dari pemenang Rising Stars Challenge, yang merupakan pemain tahun pertama dan kedua di NBA.
Semua pertandingan akan berakhir ketika salah satu tim mencapai skor 40 poin.
NBA All-Star Game dijadwalkan berlangsung pada 16 Februari 2025 di kandang Golden State Warriors. Sedangkan Rising Stars Challenge akan digelar dua hari lebih awal pada 14 Februari 2025 dibandingkan pekan pembuka NBA All-Star Week.
Perubahan ini terjadi setelah pertandingan musim lalu menampilkan skor gabungan tertinggi dalam sejarah pertandingan All-Star, 397 poin dengan skor akhir 211-186.
Dalam pertandingan itu, 94 persen dari 289 tembakan tim dilakukan tepat di bawah atau dari garis tiga angka, menunjukkan kurangnya pertahanan.
Memang pada NBA All-Star Game yang lebih mengutamakan hiburan di tengah ketatnya persaingan NBA, para All-Stars memilih bersenang-senang dengan tidak bertahan. Absennya pertahanan ini juga bertujuan untuk mencegah cedera.
Komisaris NBA Adam Silver telah lama mengupayakan perubahan untuk membuat permainan All-Star lebih kompetitif. Namun ide tersebut mendapat respons negatif dari Durant.
Format baru ini jelek menurut saya. Kita harus kembali ke format lama, Timur vs Barat. Kita main biasa saja, tambah Durant.
Namun, tidak semua pemain memiliki pandangan yang sama dengan Durant. Guard Oklahoma City Thunder Shai Gilgeous-Alexander melihat format baru ini sebagai peluang untuk meningkatkan daya saing antar pemain.
“Pada akhirnya semua tergantung pemain mau bermain serius atau tidak. Saya ingin melihatnya. Saya ingin menjadi bagian dari sesuatu yang kompetitif dan saya harap itu bisa terjadi,” kata Shai.
Namun pendapat lain kembali muncul dari bintang Memphis Grizzlies, Ja Morant, yang mengamini kritik Durant. “Seperti kata KD,” kata Morant singkat.
Perubahan format NBA All-Star Game mencerminkan upaya liga untuk memurnikan semangat kompetitif di ajang yang sebelumnya hanya dikenal sebagai hiburan. Meski demikian, Durant menekankan pentingnya melestarikan tradisi yang ada.
“Saya kira tradisi itu harus kita jaga. Tapi kita lihat format baru ini berhasil atau tidak. Bisa saja saya salah, itu hanya pendapat saya,” ujarnya.
Keputusan NBA untuk terus bereksperimen dengan format All-Star menunjukkan tantangan dalam menjaga keseimbangan antara hiburan dan kompetisi. Dengan kritik dari bintang-bintang besar seperti Durant dan Morant, liga kemungkinan besar harus membuktikan bahwa perubahan ini dapat memberikan pengalaman yang lebih mendalam bagi pemain dan penonton.
Leave a Reply