Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Peneliti ungkap kaitan pekerjaan dengan risiko alzheimer

Jakarta (ANTARA) – Dalam studi baru, peneliti mengungkap adanya hubungan antara pekerjaan tertentu dengan rendahnya risiko kematian akibat penyakit Alzheimer, perusak ingatan.

Orang yang bekerja pada pekerjaan yang membutuhkan navigasi terus-menerus, seperti mengemudikan taksi dan ambulans, memiliki risiko lebih rendah untuk meninggal akibat Alzheimer, demikian hasil penelitian yang dikutip dalam siaran Rabu (18/12).

Dalam studi yang hasilnya dipublikasikan di BMJ, para peneliti mengamati hampir sembilan juta orang di 443 profesi yang meninggal antara tahun 2020 dan 2022 untuk memahami efek perlindungan pekerjaan tertentu terhadap penyakit Alzheimer.

Dari kelompok penelitian ini, sekitar 3,88% atau 348.000 orang meninggal karena penyakit Alzheimer.

Namun peneliti mencatat hanya 1,03 persen pengemudi taksi dan 0,74 persen pengemudi ambulans yang meninggal karena penyakit tersebut.

Salah satu penjelasan yang mungkin untuk temuan ini adalah bahwa aktivitas seperti mengemudi memerlukan penalaran dan navigasi spasial secara real-time. Hal ini dapat menyebabkan perubahan pada otak, terutama di area seperti hipokampus, yang dapat menurunkan risiko penyakit Alzheimer.

Namun, para peneliti mengingatkan bahwa temuan ini berasal dari studi observasional, yang berarti mereka tidak dapat menjelaskan hubungan sebab-akibat langsung antara lokasi tertentu dan penurunan risiko penyakit Alzheimer atau perubahan neurologis di hipokampus.

“Kami tidak menyajikan hasil ini sebagai sesuatu yang definitif, namun sebagai hipotesis,” kata mereka.

Para peneliti mengatakan diperlukan lebih banyak penelitian untuk menyimpulkan secara pasti apakah pekerjaan spasial di tempat kerja mempengaruhi risiko kematian akibat penyakit Alzheimer dan apakah aktivitas kognitif memiliki potensi pencegahan.

Direktur Brain Science Discovery Centre di Universitas Edinburgh dan presiden British Neurological Association, Profesor Tara Spears-Jones, yakin temuan penelitian ini menambah bukti bahwa membangun ketahanan otak dapat membantu mengurangi risiko penyakit Alzheimer.

Namun, dia memperingatkan bahwa data penelitian tidak memungkinkan untuk menarik kesimpulan tegas tentang dampak perlindungan pekerjaan tertentu terhadap Alzheimer.

“Orang yang berisiko lebih tinggi terkena penyakit Alzheimer mungkin tidak memilih pekerjaan mengemudi yang memerlukan banyak memori, sebuah fenomena yang disebut ‘bias selektif’,” katanya.

Selain itu, rata-rata usia kematian bagi pengemudi taksi dan ambulans adalah 64 hingga 67 tahun, dibandingkan dengan usia 74 tahun bagi mereka yang bekerja di sektor lain.

“Karena penyakit Alzheimer biasanya berkembang setelah usia 65 tahun, kemungkinan besar para pengemudi ini akan terkena penyakit ini jika mereka hidup lebih lama,” kata Profesor Tara Spears-Jones.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *