Jakarta (ANTARA) – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berupaya meningkatkan literasi keuangan masyarakat, termasuk memahami produk dan layanan asuransi dan dana pensiun yang penting dalam perencanaan keuangan masa depan.
CEO Pengawas Asuransi, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono mengatakan, generasi muda harus mulai merencanakan masa depan sejak dini melalui pengelolaan keuangan, investasi, dan penerapan manajemen risiko yang bijak, termasuk asuransi.
“Dalam setiap siklus kehidupan, mulai dari lahir hingga tua, terdapat kebutuhan dan risiko yang harus diantisipasi. Mitigasi risiko harus diterapkan sejak awal untuk menghindari konsekuensi finansial yang lebih besar di masa depan. Generasi muda juga menerapkan tips pengelolaan keuangan dan investasi yang disesuaikan dengan kemampuan dan profil risiko masing-masing individu, kata Ogi di Jakarta, Jumat.
Hal tersebut disampaikan Ogi dalam kegiatan edukasi OJK bertema Generasi Bijaksana Finansial Menuju Indonesia Emas yang berlangsung pada Kamis di Auditorium Baruga Andi Pangerang Pettarani Universitas Hasanudin Makassar.
Ia menekankan pentingnya literasi keuangan bagi mahasiswa sebagai bagian dari upaya pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang unggul. Hal ini sejalan dengan visi keempat Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 yang mengutamakan penguatan sumber daya manusia untuk mendukung kemajuan bangsa.
“Mahasiswa mempunyai peran strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan. Peningkatan literasi keuangan mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan sosialisasi informasi terkait industri jasa keuangan secara massal,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami manfaat, risiko dan biaya produk dan jasa keuangan, khususnya produk asuransi dan dana pensiun, yang akan digunakan sehingga dapat memanfaatkannya dengan baik untuk mencapai hasil keuangan yang ditargetkan. sasaran
Dalam kesempatan tersebut, Darwisman, Kepala OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, mengatakan penting bagi Penyedia Jasa Keuangan (FSI) untuk meningkatkan transparansi, meningkatkan pelayanan, dan memprioritaskan perlindungan konsumen.
Selain itu, OJK menyediakan layanan pengaduan melalui mekanisme seperti Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK) untuk memproses laporan mengenai ketidakpuasan konsumen terhadap penyedia jasa keuangan.
“Peningkatan transparansi, edukasi keuangan, dan penegakan hukum di industri jasa keuangan menjadi isu penting untuk mengurangi pengaduan di industri jasa keuangan, selain pemeriksaan OJK,” kata Darwisman.
Selain berperan dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, dukungan LJK juga sangat diperlukan untuk mengembangkan perekonomian daerah. Di Sulsel, ada beberapa bahan baku premium yang bisa dikembangkan, seperti kakao dan pisang cavendish. Sehubungan dengan hal tersebut, sektor asuransi dapat mengembangkan produk asuransi parametrik.
“Perkembangan produk ini dapat menimbulkan kekhawatiran bagi industri asuransi karena mampu mengembangkan produk asuransi parameter sebagai bagian dari ekosistem akses keuangan untuk meningkatkan perekonomian Sulsel bahkan nasional,” ujarnya.
Leave a Reply