Beirut (ANTARA) – Partai Baath, partai yang berkuasa di Suriah di era dinasti Assad yang baru saja jatuh, pada Rabu mengumumkan keputusannya untuk menghentikan kegiatannya tanpa batas waktu.
“Kepemimpinan Partai telah mengambil keputusan untuk menangguhkan kegiatan Partai dalam segala bentuk untuk jangka waktu yang tidak ditentukan,” kata pernyataan partai tersebut, seperti dilaporkan surat kabar Suriah Al Watan.
Partai Baath mengumumkan bahwa keputusan tersebut diambil “setelah mempertimbangkan situasi politik, sosial dan ekonomi dengan mempertimbangkan kepentingan nasional.”
Bersamaan dengan penangguhan tersebut, seluruh senjata dan perlengkapan milik partai tersebut akan diserahkan kepada polisi, kata partai Baath.
“Semua sumber daya material akan ditransfer ke Kementerian Keuangan dengan dukungan Kementerian Kehakiman,” demikian pernyataan pihak tersebut.
Partai Baath didirikan di Suriah pada tahun 1946 dan didasarkan pada ideologi Baathisme yang memadukan nilai-nilai sosialisme dengan nasionalisme Arab.
Cabang-cabang partai tersebut kemudian muncul di negara-negara Arab, termasuk Lebanon, Yordania, Libya, dan Arab Saudi.
Partai Ba’ath adalah partai yang berkuasa di Suriah dari tahun 1963 hingga akhir tahun 2024, sedangkan Partai Ba’ath memerintah Irak dari pertengahan tahun 1960an hingga awal tahun 2000an ketika rezim Saddam Hussein jatuh.
Menyusul meningkatnya bentrokan antara pasukan rezim Assad dan kelompok oposisi bersenjata pada akhir November, ibu kota Suriah, Damaskus, menyerah kepada pasukan oposisi Suriah pada Minggu (8/12).
Presiden Bashar al-Assad kemudian mengumumkan pengunduran dirinya setelah bernegosiasi dengan pihak-pihak yang terlibat dalam perang saudara sebelum menerima tawaran suaka dari Rusia, para pejabat Rusia mengkonfirmasi.
Sementara itu, Mohamed al-Bashir, yang sebelumnya memimpin pemerintahan di Idlib bentukan Hayat Tahrir al-Sham dan kelompok oposisi lainnya, diangkat menjadi perdana menteri sementara pada Selasa (10/12).
Sumber: Sputnik-OANA
Leave a Reply