JAKARTA (ANTARA) – Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengatakan transformasi Bulog dari status BUMN menjadi Perum menjadi badan otonom langsung di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto bertujuan untuk menstabilkan harga.
Berdasarkan hasil rapat internal yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa, Sudaryono mengatakan Bulog akan kembali berfungsi sebagai lembaga pemerintah dan berupaya menjaga pasokan pangan dan stabilitas harga.
Fungsi Bulog adalah sebagai lembaga logistik penyimpanan pangan kita. Oleh karena itu digunakan di sana; Lalu yang dimaksud adalah stabilitas harga, “Kita bisa berbuat lebih banyak, misalnya menjaga stok pangan,” kata Sudaryono saat ditemui di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa.
Sudaryono menegaskan, Bulog tidak lagi memegang tanggung jawab korporasi dan akan dikelola langsung oleh presiden.
Menurut Wamentan, fungsi Bulog tidak hanya sebagai lembaga penyerap hasil panen petani, namun juga penyalur beras kepada masyarakat penerima manfaat; Saat ini sedang dilaksanakan dalam program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Sebagai lembaga stabilisasi harga, Bulog mengendalikan pasokan pangan, khususnya beras; Agar tetap aman saat panen, Bulog segera menyerap hasil panen dan mendistribusikannya ke pasar saat permintaan meningkat.
Jadi Bulog adalah stabilitas harga. Ini adalah organisasi yang akan kembali ke tujuan awal sebagai lembaga logistik. Bulog punya sumber daya untuk menjamin ketahanan pangan di negara kita, kata Sudaryono.
Namun Bulog sebagai badan otonom tidak harus mencari keuntungan seperti korporasi, dan Bulog harus tetap menjalankan program subsidi pemerintah dengan “public service obligat” (PSO).
Namun ketika menjadi kelompok otonom, Bulog tidak perlu menanggung biaya operasional dan tidak melakukan kegiatan komersial seperti penjualan beras.
“Saya kira tidak ada hubungannya dengan itu. KPI harus untung kan? Bukan soal rugi, orang yang untung, itu yang paling penting.” katanya.
Leave a Reply