Jakarta (ANTARA) – PT Nusantara Card Semesta (NCS), perusahaan jasa pengiriman paket, barang dan dokumen yang telah berusia 30 tahun, terus menerapkan strategi inovatif yang berfokus pada efisiensi dan keberlanjutan sebagai bentuk ekspansi bisnis.
CEO NCS Reni Sitawati Siregar dalam pidatonya di Jakarta, Jumat, mengatakan salah satu langkah penting adalah mengotomatisasi proses operasional dengan menggunakan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dan Internet of Things (IoT).
“Selain meningkatkan produktivitas, otomatisasi ini membantu bisnis mengurangi biaya operasional dan meningkatkan rantai pasokan,” kata Rennie.
Merayakan hari jadinya yang ke-30 dengan mengusung tema ‘Last Mile Transformation and Performance’, NCS juga akan terus berinovasi untuk memperluas dan mengimplementasikan kiprahnya di last mile.
“Kami yakin dengan pertumbuhan bisnis barang konsumsi yang terus meningkat, layanan pergudangan dan pemenuhan akan tumbuh dengan persyaratan SLA (service level agreement) profesional yang disyaratkan,” kata Rennie.
NCS saat ini memiliki gudang yang tersebar di 160 lokasi di Indonesia dengan luas hampir 10.000 meter persegi.
“Dengan dukungan WMS (warehouse management system) yang kami kembangkan sendiri, proses inventarisasi produk, penyimpanan, dan pengiriman ke pelanggan akan lebih akurat, cepat, dan efisien,” kata Rennie.
Sekali lagi, kata dia, NCS akan terus menjunjung tinggi prinsip lima pilar pendukung bisnis: sumber daya manusia, operasi, keuangan, TI, dan penjualan, agar roda bisnis tetap bergerak dan tumbuh dengan mantap.
Menurutnya, kelima hal tersebut harus berjalan secara paralel dan beriringan sebagai penggerak penjualan.
“Tidak dapat disangkal bahwa penerapan strategi penjualan yang tepat dapat meningkatkan kualitas perusahaan, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, optimalisasi TI dan operasional, serta pengelolaan keuangan yang baik.”
Layanan lain yang terus membuat terobosan adalah Nusantara Food Delivery (NFD). NFD adalah layanan makanan yang menawarkan makanan halal beku, dimasak dan disiapkan mulai dari sayuran dan buah-buahan, daging, makanan kering, produk susu hingga makanan beku.
Layanan ini diperkenalkan ke publik pada Mei 2020 saat terjadi pandemi COVID-19, ketika masyarakat tidak bisa leluasa bergerak dan makan di restoran favoritnya.
“Pada awal keberadaannya, NFD hanya mencakup wilayah Jabodetabek dan Surabaya Dalam, Batam dan Balikpapan, namun saat ini NFD melayani seluruh wilayah Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi, baik domestik maupun jarak jauh,” tambah Rennie.
Layanan NFD saat ini didukung oleh lebih dari 20 unit pendingin, 90 freezer, 80 box pendingin dan 10 truk berpendingin yang tersebar di cabang NCS di seluruh Indonesia.
Dari sisi pendapatan, bisnis NFD juga terus menunjukkan grafik positif, sehingga NCS menaruh harapan besar terhadap tumbuhnya industri chef atau makanan dan minuman (FnB) yang menjadi salah satu andalan layanan ini. Ekonomi kreatif.
“Pada triwulan I tahun 2024, tercatat kontribusi industri kuliner atau makanan minuman mencapai 39,91 persen terhadap produk domestik bruto industri pengilangan migas atau 6,47 persen terhadap total PDB nasional. .
Pada tahun 2025, NCS akan terus berinvestasi dan memperluas operasinya di Indonesia dengan membuka cabang dan anak perusahaan baru.
“Tentunya dengan membuka pasar baru kita ingin mencari lebih banyak peluang bisnis yang belum dimanfaatkan secara maksimal.
Leave a Reply