JAKARTA (ANTARA) – Petarung bela diri campuran (MMA) Indonesia Bayu Peni Hendrasswari menghadiahkan putranya medali emas Kejuaraan Dunia GAMMA 2024.
Bayou Peni tidak bisa menahan air mata saat wasit mengangkat tangannya untuk mengalahkan rival Nikaragua Ana Cruz di final -47,6kg di Stadion Dewa Union di provinsi Banten, Sabtu.
Prayuth Peni telah mengumumkan bahwa dirinya bertekad untuk memenangkan World Games yang diadakan setiap tahun karena tidak ingin berpisah dari anak-anaknya untuk sementara waktu dan latihan yang sia-sia.
“Jujur saja, saya sangat ingin menang. Karena saya baru pertama kali berkompetisi di ajang ini. Saya mengerahkan seluruh kemampuan saya dan saya siap berada di rumah bersama anak-anak saya selama beberapa bulan. Jadi, kalau seperti saya, dan Kamu tidak bekerja keras dan aku kasihan pada anakku, jadi ini rumah anakku,” kata Bayu Peni usai pertandingan.
Bayu Peni menjalani pelatihan intensif selama dua bulan di Pluit dan Bali, sedangkan putranya di Purwodadi, Jawa Tengah. Namun, persiapan yang dibutuhkan pemain berusia 28 tahun itu untuk sukses di Piala Dunia tidak berhenti sampai di situ.
Dia tidak bisa berhenti meninggalkan anaknya sejak dia berusia empat bulan. Sebab, ia harus berangkat ke Jakarta untuk mengikuti persiapan pertandingan pencak silat Pekan Olahraga Pelajar Provinsi (Pomprov) demi mendapatkan tiket mengikuti Pekan Olahraga (PON) Aceh-Sumut.
Jadi saya belum pernah satu tim sebelumnya. Jadi saya harus mengejar tiket Pomrov. Pomrov lolos dan saya mengikuti turnamen kualifikasi. Kembali mendapat juara pertama. Setelah itu, diuji selama setahun. Sampai PON. Di PON, saya mendapat Meraih medali emas, posisi 1.
Karier pencak silat Bayu Peni dimulai sejak kelas lima sekolah dasar, belajar karate. Dia kemudian beralih ke seni bela diri di sekolah menengah setelah pelatihnya melihat potensinya dalam olahraga ini.
Bayu Peni bukan satu-satunya yang terjun di olahraga MMA. Dia berkompetisi di Kejuaraan MMA Dunia GAMMA 2024 bersama suaminya Puja Riyaya.
Namun, mereka tidak bisa mengawini emas. Puja harus puas meraih perak setelah kalah dari lawannya asal Argentina, Vincent Enzo Nahuel.
“Saya sangat bangga padanya. Selama ini aneh bagi saya. Karena tidak ada yang tahu apa nama keberuntungan kami.
Semua berkat Tuhan. “Kita sebagai manusia harus menyembah Tuhan dalam segala hal,” kata Bayupani.
Leave a Reply