Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Seribu lebih polisi amankan unjuk rasa buruh di Patung Kuda

JAKARTA (ANTARA) – Polisi mengerahkan 1.270 personel gabungan untuk mengamankan aksi protes ribuan pekerja di sekitar kawasan patung kuda, Jakarta Pusat. “Total kami mengerahkan 1.270 personel gabungan untuk memastikan aktivitas dan aktivitas masyarakat di sekitar Bundaran Patung Kuda Monas, Istana Negara, dan di sekitar,” kata Susatyo, Kapolres Metro Jakarta Pusat. . Purnomo Condro. Jakarta, Kamis. Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, TNI, DKI merupakan staf gabungan Pemda dan instansi terkait. Mereka akan ditempatkan di beberapa titik sekitar Monas di Murthy dan depan Istana Negara. Selain itu, beberapa pegawai telah dilatih dan langkah-langkah keamanan diterapkan untuk menjamin keamanan dan mencegah pengunjuk rasa memasuki halaman Istana Negara. Baca Juga: Polisi mengerahkan 1.929 personel untuk mengamankan acara di patung kuda siang tadi. Sementara itu, terdapat penutupan atau pengalihan lalu lintas di patung kuda Monas dan beberapa tempat lainnya akibat situasi tersebut. Susatyo mengatakan, rekayasa arus lalu lintas akan dilaksanakan berdasarkan dinamika lapangan. “Kalau orangnya tidak banyak, lalu lintas normal. Kita lihat nanti, kalau bertambah maka arus lalu lintas dialihkan,” kata Susatio. Selain itu, Susatyo mengingatkan seluruh aparat keamanan untuk selalu bersikap persuasif, tidak melakukan provokasi atau provokasi, melakukan negosiasi, mengutamakan pelayanan kemanusiaan, serta menjaga keselamatan dan keamanan.

Susati juga menghimbau kepada para koordinator lapangan (Korlap) dan para pembicara untuk berbicara dengan sopan dan tidak panik. Baca juga: Polisi Kerahkan 1.758 Petugas Lindungi DPR RI dan Patung Kuda “Aksi Damai, Jangan Paksakan Kehendak, Jangan Anarkis dan Jangan Rusak Fasilitas Umum. Hargai dan Hargai Pengguna Jalan Lain di Bundaran Patung Kuda Monas” Lebih banyak lagi yang pergi ke berbagai tempat,” katanya.

Lebih lanjut, Susatyo mengatakan, tidak ada satupun aparat keamanan yang terlibat yang membawa senjata dan tetap menghormati para pengunjuk rasa yang menyampaikan pandangannya. “Buruh tidak membawa senjata, segala perintah dan pengawasan dari saya selaku Kapamwil (Kepala Keamanan Daerah). Mohon hargai dan hargai saudara-saudara kita yang menyuarakan pendapatnya di depan umum secara manusiawi dan profesional,” jelas Susatio. Ancaman mogok tersebut merupakan aksi sekitar 3.000 buruh di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi) yang mengajukan dua tuntutan kepada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Tuntutan pertama adalah menaikkan upah minimum sebesar 8-10 persen pada tahun 2025 tanpa adanya Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2023. Baca juga: Aksi Tolak Patung Kuda, Pengguna Ozal Sebut Tak Masalah Dapatkan Pelayanan Kedua, cabut omnibus law setidaknya UU Cipta Kerja untuk klaster ketenagakerjaan dan perlindungan pertanian. Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Partai Buruh dan serikat pekerja lainnya direncanakan akan ikut serta dalam protes tersebut. Selain itu, aksi demonstrasi hari ini merupakan peristiwa pertama dan berlanjut pada 25-31 Oktober 2024 di kantor gubernur atau wali kota masing-masing daerah yakni 350 kabupaten/kota dan 38 provinsi. Serikat pekerja telah mengancam akan melakukan pemogokan nasional pada tanggal 11 atau 12 November jika pemerintah tidak memenuhi tuntutan pemogokan pada tanggal 31 Oktober di tengah serangkaian protes yang disertai kekerasan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *