JAKARTA (Antara) – Wakil Menteri (Wamen) Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Christina Aryani membahas pentingnya penentuan nasib sendiri untuk maju dan sukses bekerja di luar negeri.
Pernyataan tersebut disampaikan Wakil Menteri Christina saat menyampaikan materi sosialisasi dan perlindungan ketenagakerjaan pekerja migran di Indonesia di STIKES Panti Rapih Yogyakarta, Senin (12 09).
“Untuk itu mari kita kembali ke mahasiswa, putuskan mau melangkah ke mana, bersiap, dan yang jelas berpikir itu penting jika ingin sukses,” ujarnya dalam surat. Pernyataan resmi diterima. di Jakarta.
Wakil Menteri Christina mengatakan banyak sekali peluang kerja di luar negeri, khususnya di bidang kesehatan. Ia mencontohkan Jerman dan Jepang yang populasinya menua dan jumlah penduduknya tidak banyak.
Ia berpendapat, situasi ini bisa menjadi peluang yang sangat baik bagi mahasiswa STIKES jika ingin bekerja di luar negeri.
Beliau juga menjelaskan hal-hal penting yang harus dimiliki calon pekerja migran Indonesia, seperti kemampuan berbahasa asing, kebugaran mental dan fisik, kemampuan beradaptasi dengan budaya, etos kerja dan kehidupan sosial, serta menginformasikan kepada perwakilan Indonesia pada saat kedatangan. Negara-negara yang merekrut.
“Sampai saat ini majikan sangat senang dengan pekerja migran Indonesia. Satu-satunya masalah adalah bahasanya perlu ditingkatkan. Jadi kalau mau bekerja di luar negeri, pelajari bahasanya sekarang, ujarnya.
Sementara itu, Ketua STIKES Panti Rapih Yogyakarta Julija Vardani berterima kasih atas informasi yang diberikan Kementerian P2MI.
Julia berharap mahasiswa dapat memanfaatkan peluang kerja tersebut. Hal ini sejalan dengan program STIKES Panti Rapih untuk mendorong mahasiswa memasuki pasar internasional khususnya ASEAN.
“Dalam dua tahun terakhir, 15 lulusan kami sudah bekerja di Jepang dan ada pula yang bersiap berangkat ke Jerman. Kami berharap ini menjadi kesempatan yang baik jika ingin mengangkat nama baik keluarga dan negara,” kata Julia.
Leave a Reply