Jakarta (ANTARA) – Pengamat politik Indonesia Civic Circle, Ray Rangkuti mengatakan, tim pemenangan pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Nomor 1 DKI Jakarta, Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) belum mengalami kekalahan di Pilkada Jakarta.
Komentar-komentar tersebut benar-benar menunjukkan indikasi bahwa tim RIDO masih belum menerima kekalahannya, kata Ray di Jakarta, Senin.
Mereka sebelumnya menyebut perolehan suara pasangan calon nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno lebih rendah dibandingkan partisipasi pemilih di Pilkada DKI sebesar 53,05 persen.
Angka tersebut berasal dari daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 8,2 juta, sedangkan pemilih atau suara yang digunakan hanya 4,3 juta suara.
Itu
KPU DKI Jakarta mencatat pasangan suami istri Pramono-Rano meraih suara terbanyak, tepatnya 50,07 persen.
Ray menilai upaya tim RIDO mencari penyebab kekalahan tersebut sangat lemah dan tidak berdasar.
“Kalau melihat pernyataan ini jelas mereka tidak terima kekalahan. Kemudian mereka mencari faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi hasil tersebut, salah satunya adalah seruan pemilih (C6), namun sangat kecil dan lemah. , “katanya.
Menurutnya, analisa perolehan suara Pramono-Rano kalah dari jumlah partisipasi pemilih, karena nyatanya pasangan RIDO sendiri lebih buruk dari angka abstinensi yang lebih besar dari 40 persen.
“Jika Pramono-Rano kalah dalam partisipasi pemilih, maka pasangan RIDO akan semakin terpuruk. Apakah mereka tidak malu meminta putaran kedua?” dia menekankan.
Ia pun menyoroti upaya tim RIDO yang menggugat hasil Pilkada DKI ke Mahkamah Konstitusi (MK).
“Kalau kalah menahan diri, kenapa masih ngotot putaran kedua? Saya lihat mereka tidak punya cukup alasan untuk menggugat MK atas tuduhan penipuan terstruktur, sistematis, dan massal (TSM),” ujarnya.
Meski demikian, Ray juga mengingatkan, hasil akhir tetap bergantung pada pertimbangan hakim Mahkamah Konstitusi (MK).
Sementara itu, tim kuasa hukum RIDO akan segera mengajukan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) ke Mahkamah Konstitusi (MK) terkait hasil Pilkad Jakarta 2024, yang akan diajukan paling lambat Rabu (11/12).
Tim kuasa hukum RIDO Muslim Jaya Butar Butar mengatakan, sesuai aturan RIDO, pasutri mempunyai waktu untuk mengajukan perkaranya ke Mahkamah Konstitusi paling lambat Rabu (11/12) pukul 16.00 WIB.
“Sejauh ini tim kuasa hukum sedang memproses seluruh materi yang akan diserahkan ke Mahkamah Konstitusi, baik terkait narasi penipuan maupun lainnya,” ujarnya.
Ketua Tim Pemenangan RIDO, Ahmad Riza Patria mengatakan, ada hal yang sangat penting dalam Pilkada DKI tahun ini, salah satunya terkait rendahnya partisipasi pemilih di Jakarta.
“Seperti yang diungkapkan tim kuasa hukum, tim pemenangan, partai pengusung, pasangan RIDO menilai Pilkada Jakarta 2024 memiliki permasalahan yang cukup krusial yaitu partisipasi pemilih yang sangat rendah. Pemilu Pilkada Jakarta,” jelasnya.
Menurut Ariza, sapaan akrab Riza Patria rata-rata angka partisipasinya tak lebih dari 53 persen. Jumlah ini sangat kecil dibandingkan rata-rata nasional sebesar 68 persen.
“Pada Pilkada lalu di Jakarta, meski cuaca hujan, namun partisipasinya sangat tinggi. Padahal, pada Pilkada yang digelar 27 November 2024, cuaca di Jakarta sangat cerah sehingga seharusnya tidak menghalangi partisipasi warga dalam pemilu. pemungutan suara,” jelasnya. .
Setelah dilakukan penelitian dan pengkajian, rendahnya tingkat partisipasi warga disebabkan oleh munculnya berbagai permasalahan yang muncul di lapangan.
Termasuk banyaknya warga Jakarta yang tidak mendapat undangan ke TPS untuk memilih pasangan calon di Jakarta.
Oleh karena itu, pasangan suami istri RIDO akan mengajukan pengaduan ke Mahkamah Konstitusi atas beberapa permasalahan, di antaranya rendahnya jumlah pemilih dalam pemilu karena banyak warga yang tidak mendapat undangan. Disengaja atau tidak, masyarakat akan mengetahui kapan. saatnya tiba,” katanya. .
Selain itu, tim RIDO juga mendapat banyak laporan bahwa ada oknum yang sengaja mempengaruhi massa agar tidak datang ke TPS.
Saya berharap ini menjadi pembelajaran penting bagi kita dalam membangun demokrasi yang lebih baik, sehat, dan nyaman di masa depan, kata Ariza.
Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta mencatat pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno atau Si Doel, meraih suara terbanyak pada Pilkada DKI 2024, yakni 2.183.239 suara.
“Mereka mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, saya menerbitkan berita acara konfirmasi pengukuhan hasil penghitungan suara masing-masing kabupaten/kota pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKJ Tahun 2024,” kata Ketua KPU Provinsi DKI Jakarta Wahyu Dinata di rapat paripurna penetapan Hasil Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2024, Minggu (12 Agustus).
Pram-Doel dinyatakan memperoleh suara terbanyak yakni 2.183.239 suara, sedangkan pasangan calon kedua nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) memperoleh 1.718.160 suara. Di peringkat ketiga, paslon nomor urut 2, Dharma Pongrekun-Kun Wardana meraih 459.230 suara.
Leave a Reply