JAKARTA (ANTARA) – Pemerintah Kota Jakarta Selatan (Pimkot Jaksel) berupaya menyadarkan para orang tua tentang perlunya sistem pendidikan gizi seimbang agar dapat berkontribusi dalam menurunkan jumlah anak di bawah usia lima tahun (balita). ) di wilayah tersebut. “Salah satu tantangan dalam menghadapi karampani adalah mendidik orang tua yang memiliki anak kecil tentang penghematan,” kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan Yudi Dimyati saat dihubungi di Jakarta, Selasa. Yudi mengatakan pola asuh yang baik berpengaruh terhadap kebutuhan gizi sehingga tidak menghambat tumbuh kembang anak.
Misalnya saja orang tua yang membiarkan anaknya mengonsumsi makanan yang tidak sesuai gizinya, tentu akan berdampak pada tumbuh kembang anaknya.
Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan Jakarta Selatan berupaya memberikan edukasi kesehatan kepada orang tua anak kecil agar terjadi penurunan angka kemiskinan. Baca juga: Gandeng Pakar, Jakbar Lakukan Intervensi pada 400 Anak dengan Gejala Kemunduran. Beliau mengatakan: “Penting bagi orang tua untuk memperhatikan gizi anak karena anak memerlukan gizi seimbang.”
Salah satu kebutuhan gizi yang sangat penting adalah peran protein yang diberikan melalui kelas Gizi Bayi dan Anak (IYCF) untuk menjamin tumbuh kembang anak.
Menurutnya, anak-anak akan selalu bersama orang tuanya, sehingga setelah mengikuti kelas diharapkan orang tua tetap melanjutkan pengobatan dan pencegahan di rumah. Wilayah yang dipilih untuk intervensi di Jakarta Selatan pada tahun 2024 dan 2025 adalah 15 kecamatan yaitu Lenteng Agung, Serengseng Soh, Pondok Labu, Sibit Utara, Karamat Bela dan Grogol Selatan. Berikutnya adalah Kebayoran Lama Selatan, Bangka, Tegal Parang, Kalibata, Pancoran, Pejaten Barat, Pejaten Timur, Bintaro, Menteng Atas, dan Menteng Dalam. Baca juga: Mengurangi Stunting Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur melakukan pemantauan ketat berdasarkan pendataan melalui Program Grebek Stunting, diketahui sebanyak 58.291 anak telah masuk dalam Pendaftaran dan Pelaporan Gizi Masyarakat (E-PPGBM). ) dan 1.053 orang menderita gangguan gizi, sehingga pada awal tahun 2024 terdapat 719 anak balita yang menderita masalah gizi di Jakarta Selatan.
Pada tahun 2023, Pemkot Jakarta Selatan menjangkau 615 anak penyandang disabilitas dan tamat pada Desember 2023 sebanyak 68 anak atau sebesar 11 persen.
Leave a Reply