JAKARTA (ANTARA) – Pakar dan Pengawas Energi Tumbul Parlindungan menilai pada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabumin Raka, sektor atas minyak dan gas (migas) sudah swasembada energi menjadi kunci menuju swasembada energi. keberhasilan program. .
“Sektor hulu migas berperan penting dalam mencapai kemandirian energi dengan mendorong eksplorasi minyak dan gas bumi sebagai cadangan baru,” kata Tambor dalam pidatonya di Jakarta, Kamis.
Ia berpendapat bahwa kemandirian energi harus diimbangi dengan peningkatan investasi di sektor minyak dan gas.
Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk membuka peluang investasi yang menarik bagi investor untuk memasuki industri migas Tanah Air.
“Kebutuhan minyak di atas 85 persen. Oleh karena itu, investasi migas masih sangat diperlukan untuk meningkatkannya, belum ada cara lain yang menarik untuk mendukungnya,” kata Tambor.
Kementerian dan lembaga juga diharuskan bekerja sama untuk mengembangkan kebijakan yang tepat bagi industri untuk menciptakan lingkungan investasi yang menarik investor, tambahnya.
Dia berharap ke depan bisa mengakhiri duplikat aturan.
“Sekarang dengan pemerintahan baru, kami sedang mengkaji dan menghitung ulang bagaimana menarik investasi migas di Indonesia. Kita tunggu enam bulan lagi,” ujarnya.
Ia juga menyoroti perdebatan mengenai transisi energi, karena kebutuhan energi masih harus dipenuhi, penerapan energi baru terbarukan (EBT) masih terbukti sangat sulit.
Oleh karena itu, bahan bakar fosil seperti minyak dan gas masih sangat penting untuk memenuhi kebutuhan energi saat ini.
“Energi terbarukan” (EBT) sebenarnya tidak “manis” yang ingin diperkenalkan banyak negara, namun mereka akhirnya menggunakan energi fosil. Ini adalah peluang untuk meningkatkan kapasitas bahan bakar dalam negeri untuk menarik investor, kata Tambor.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Mineral (ESDM) Baril Lahadaria berkomitmen mewujudkan visi dan misi Presiden mengenai swasembada energi, termasuk penguatan industri migas yang sedang bangkit.
Sumber daya energi Indonesia masih banyak yang dianggap belum dikembangkan.
Tn. Baril menekankan pentingnya inisiatif baru dan kerja keras untuk mencapai kemandirian energi melalui sektor hulu migas dengan meningkatkan “carrying”.
Komisi Khusus Pengusaha Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) merupakan kepanjangan tangan pemerintah yang bergerak di bidang bisnis business to business (B2B) dengan kontraktor koperasi (KKS) yang bersifat fleksibel, tanggap, dan mampu beradaptasi dengan keadaan. diharapkan. Tantangan saat ini dan tantangan masa depan.
“Keinginan saya agar industri migas bangkit menjadi salah satu sektor pendukung upaya ketahanan energi,” ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya meminta SKK Migas menata sistem yang ada saat ini yang menghambat pemerintah mencapai kemandirian energi.
Ia juga menekankan pentingnya peningkatan kinerja sumur eksplorasi melalui intervensi teknologi dan peningkatan investasi.
Bahkan, Baril berencana memanfaatkan kembali sumur-sumur tua tersebut untuk memproduksi minyak dan gas kembali guna memenuhi kebutuhan dalam negeri.
“Tidak ada jalan lain untuk mencapai kemandirian energi, kita perlu membenahi sumur-sumur kita, baik yang belum tereksplorasi maupun yang sudah tereksplorasi,” kata Baril.
Leave a Reply