Jakarta (ANTARA) – Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya bertemu dengan Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) pada tahun 1956 untuk membahas peluang kerja sama pengembangan ekonomi kreatif, khususnya film sebagai mesin pertumbuhan baru. perekonomian negara
“Kami ingin berbagai sektor perekonomian menciptakan lapangan kerja yang ramah lingkungan, baik dan berkelanjutan serta mendorong pengurangan dan komersialisasi perekonomian,” kata Riefky, Menteri Ekonomi Kreatif, dalam siaran persnya. pada hari Selasa
Menteri Ekonomi Kreatif Riefky menjelaskan desain utama pengembangan ekonomi kreatif dan tantangan utama yang teridentifikasi dalam pengembangan perekonomian Indonesia, berdasarkan kurangnya pemahaman para pemangku kepentingan terhadap pentingnya Hak Kekayaan Intelektual. (DPI), dalam membatasi pengembangan dan pemasaran.
Menteri Ekonomi Kreatif Riefky banyak melakukan dukungan dengan PARFI 1956, antara lain memperkuat diplomasi budaya di tingkat internasional dan meningkatkan kualitas kesempatan kerja dengan membuat, memproduksi dan mempromosikan program-program, sesuai dengan perannya dalam pembangunan. perkembangan industri sedang berjalan. bagiannya
“Kolaborasi ini sangat diperlukan karena film, animasi, dan video juga merupakan sektor penting yang menjadi mesin baru pertumbuhan perekonomian negara,” kata Riefky.
CEO PARFI Marcella Zalianty menilai grand plan yang disampaikan Menteri Ekonomi Kreatif Riefky sangat strategis dan kreatif. Asosiasi sangat memperhatikan partisipasi dan kerjasamanya dalam program kerja Kementerian Ekonomi Kreatif.
Dalam pertemuan tersebut, Marcella menunjukkan banyak aspek yang bisa didukung oleh Kementerian Ekonomi Kreatif. Diantaranya adalah peningkatan kualitas staf, kesejahteraan pemain, kebijakan dan pedoman kesehatan teater, serta menghidupkan kembali MoU ketika nama Kemenparekraf tercoreng.
“Kami adalah asosiasi yang siap bersinergi dan terus membantu memajukan perekonomian alam ini, tidak hanya di dalam negeri tapi internasional,” kata Marcella.
Leave a Reply