Jakarta (Antara) – Artefak budaya dan sejarah Indonesia yang berada di Belanda akan tiba di Indonesia sebelum akhir Desember 2024 pada repatriasi gelombang ketiga, kata Wakil Menteri Kebudayaan dan Media Belanda Barbara Wolfensberger.
Gelombang kembalinya artefak kepulauan Indonesia di Belanda akan tiba di Indonesia pada minggu ketiga bulan Desember, yang menurut saya merupakan kabar baik, kata Wolfensberger kepada Antara saat ditemui di Kedutaan Besar Kerajaan Belanda di Jakarta, Jumat.
Meski tak merinci artefaknya, ia menyebut ratusan barang bersejarah akan dipulangkan pada gelombang terbaru ini. Benda tersebut sebelumnya pernah dipamerkan di beberapa museum di Belanda, termasuk di kota Rotterdam.
Wakil Menteri Belanda menyambut baik kemajuan repatriasi artefak Indonesia yang masih berada di negaranya karena menurutnya, benda-benda tersebut seharusnya tidak dibawa keluar Indonesia.
“Hal-hal ini seharusnya ada di Indonesia. “Saya melihatnya sebagai hal yang baik ketika kita melihat artefak sejarah Indonesia dalam konteks yang sesuai di negara asalnya,” kata Wolfensberger.
Proses repatriasi tersebut berujung pada penguatan kerja sama Indonesia-Belanda di berbagai bidang, seperti museum dan pendidikan arkeologi dimana para ahli dari kedua negara saling meneliti dan mempelajari sumber dan sejarah artefak budaya Indonesia.
“Kami saling belajar, dan di Belanda kami belajar banyak tentang artefak ini dari para ahli Indonesia. Ini adalah proses yang menggerakkan kita semua menuju masa depan, bukan hidup di masa lalu,” kata Wakil Menteri Belanda.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengumumkan pada Kamis (5/12) bahwa lebih banyak karya seni, termasuk koleksi penting dari Museum Volkenkunde Belanda dan beberapa museum lainnya, akan tiba di Indonesia dalam dua hingga tiga minggu ke depan.
Artefak yang diprioritaskan untuk dikembalikan antara lain mangga Pangeran Diponegoro yang dikenal dengan nama Nogo Siluman Adige dan mangga Teku Umar. Selain itu, mangga asal Madura dan Puputan Bali juga disukai dan belum kembali ke Indonesia.
Gelombang pertama repatriasi artefak Indonesia dari Belanda terjadi pada pertengahan tahun 2023, sedangkan gelombang kedua yang mencakup 288 benda terkait patung Puputan Badung tahun 1906 dan patung Hindu-Buddha dari Jawa terjadi pada Oktober 2024.
Leave a Reply