Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

UMJ harap pemerintah berantas judi online lewat strategi komunikasi

JAKARTA (ANTARA) – Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) berharap pemerintah dan aparat penegak hukum menggunakan strategi komunikasi yang tepat sasaran untuk memberantas perjudian online (judo).

Karena praktik upeti tidak hanya dilakukan oleh masyarakat, pejabat hukum dan politisi juga ikut serta di dalamnya.

“Permainan judi online ini sudah memasuki fase krisis,” demikian bunyi siaran pers Program Studi Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) UMJ, Minggu, yang digelar di Jakarta.

Menurut Program Magister Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) ini, berlatih judo memerlukan pendekatan multifaset, termasuk komunikasi yang terarah dan terencana yang mempengaruhi semua tingkatan.

Praktek judol di masyarakat semakin meluas seiring berkembangnya teknologi digital yang memudahkan buku menjangkau masyarakat luas.

Kemudahan akses ini tercermin dalam iklan media sosial dan bahkan aplikasi ponsel pintar. Bahkan, dengan akses digital yang mudah, pemesanan online bisa dicek dari luar negeri.

Kemudahan akses terhadap judol menimbulkan permasalahan sosial dan ekonomi yang serius.

Bahaya perjudian online, kekuatan yang tidak terlatih dan ketidakmampuan untuk mengekang krisis yang disebabkan oleh perjudian online merupakan permasalahan utama masyarakat yang perlu segera diatasi.

Pusat Analisis dan Rekening Transaksi Keuangan (PPATK) melaporkan pada kuartal III omset terkait game online sebesar Rp 283 triliun dan total simpanan sekitar Rp 43 triliun. Tentu saja fakta ini sangat mengkhawatirkan, apalagi jika uang tersebut dialihkan ke pengendali asing.

Komunikasi yang efektif dalam menyelesaikan permasalahan game online. Informasi yang salah dan stigma sosial seringkali menghambat upaya pencegahan dan pengobatan.

Mengatasi masalah perjudian online memerlukan pendekatan multipihak, termasuk pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan sektor swasta.

Kurangnya koordinasi dan sinergi menjadi kendala utama dalam mengatasi tantangan game online. Tantangan seriusnya adalah belum adanya strategi komunikasi yang komprehensif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, mengatasi stigma sosial dan memberikan informasi yang akurat tentang bahaya perjudian online.

Pemerintah berperan penting dalam pemberantasan judol melalui regulasi dan penegakan hukum, termasuk koordinasi pemberantasan.

Organisasi non-pemerintah (LSM) dan organisasi non-pemerintah (LSM) juga berperan dalam memerangi praktik judo. Mereka dapat memberikan layanan konsultasi, pendidikan dan advokasi.

Sekadar mengingatkan Anda, dalam judo tidak ada yang menang dan pemainnya akan kalah.

Namun peran sektor swasta tidak dapat diabaikan, perusahaan teknologi dan penyedia layanan Internet juga memblokir situs-situs yang mengarah ke judo.

Bermula dari kepedulian terhadap perjudian online, Program Studi Magister Ilmu Komunikasi (Prodi Micom) Fisip UMJ mengadakan seminar nasional bertajuk “Komunikasi Krisis dan Pendidikan Manajemen Judi Online”.

Workshop tersebut dihadiri oleh Karo Multimedia, Humas Polri, Brigjen Pol. Gatot Repley Handoko, S.I.C., Direktur Manajemen Media, Direktorat Jenderal Komunikasi Publik dan Media (KPM) Indonesia dan Kementerian Republik Digital, Dr. Dr. Nursodik Gunarjo, MD, dan ketua program studi Mikom FISIP UMJ. Tria Patrianti, M.I.Com.

Seminar nasional dilaksanakan pada Rabu (11/12) dengan format hybrid (online dan offline). Peserta online dapat login di bit.ly/4g2XdRt dan live streaming melalui siaran YouTube FISIP UMJ.

Tujuan dari seminar ini adalah untuk mengeksplorasi peran komunikasi dan pendidikan sebagai langkah preventif dalam melindungi generasi masa depan negara dari dampak negatif perjudian online.

Dengan perbincangan ini, kami berharap seluruh elemen masyarakat dapat bersinergi menciptakan lingkungan digital yang aman dan sehat serta mempersiapkan generasi yang produktif dan berkualitas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *