Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

DPD minta pemerintah perkuat pengawasan AMDAL dan TJSL usaha tambang

Jakarta (Andara) – Anggota Komite II Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Graal Taliao mengatakan pemerintah harus meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) dan tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL) perusahaan pertambangan. Untuk menjaga kesejahteraan warga sekitar.

Dalam kunjungannya pada 29 Oktober hingga 17 November, ia mendapat banyak keluhan dari masyarakat di tiga wilayah yaitu Maluku Utara, Halamhera Timur, Halamhera Tengah, dan Halamhera Selatan, mengenai penggundulan hutan akibat meningkatnya aktivitas pertambangan yang berujung pada banjir rob.

“Pemerintah pusat harus memantau secara ketat dan terus menerus pelaksanaan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) pada setiap perusahaan pertambangan, dan pemerintah daerah harus menerbitkan peraturan turunan mengenai tanggung jawab sosial perusahaan pada setiap perusahaan pertambangan,” kata Grel Taliao kepada Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan, warga 10 desa Halamkhera Timur menolak aktivitas perusahaan tambang tersebut karena dianggap tidak sesuai dengan realisasi AMDAL dan mengorbankan nyawa warga.

Selain itu, Halamhera Timur juga memiliki persimpangan darat antara cagar alam dan kawasan masyarakat adat serta lahan pertambangan.

“Tempat tinggal masyarakat adat seperti suku Tobelo Dalam di Halamhera Timur bersinggungan dengan lahan pertambangan, sehingga pemerintah pusat bersama DPR dan DPD harus segera menyusun, membahas dan mengesahkan UU Adat Masyarakat,” ujarnya Cawan.

Dia meminta Pemerintah Pusat mengkaji dan mengevaluasi penerbitan Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan membatalkan selamanya IUP usaha pertambangan jika terbukti melanggar aturan.

Untuk memaksimalkan manfaat dari semakin luasnya pembukaan usaha pertambangan, ia mendorong pemerintah menyiapkan pusat pelatihan ekonomi bagi warga yang berminat bekerja di industri pertambangan, dengan mata pencaharian utama warga Malut adalah pertanian dan perikanan.

Namun Graal mengimbau masyarakat tetap aktif dan meninggalkan sektor pertanian dan perikanan karena dapat menurunkan produksi pangan.

Saat ini, dua sentra produksi beras di Subaim, Halamhera Timur dan Kao, Halamhera Utara belum mampu memenuhi kebutuhan beras seluruh masyarakat Maluku Utara.

Bahkan, tidak hanya sektor pertambangan, pertanian, dan perikanan juga bisa menjadi fokus hilirisasi sebagai sumber daya alam berkelanjutan yang berbasis pada pemberdayaan warga melalui komunitas.

Hal ini terutama untuk mencapai ketahanan pangan yang merupakan salah satu program utama Presiden Prabowo Subianto.

“Maluku Utara memiliki pangan asli seperti casbi, kentang, bit, pisang, dan sagu yang perlu dikembangkan agar dapat dijadikan pangan alternatif yang mendukung stabilitas ketahanan pangan nasional,” kata Grall.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *